Jawa Pos

Krisis Rohingya, RI Minta Klarifikas­i Myanmar

-

JAKARTA – Pemerintah Indonesia merespons cepat terulangny­a krisis SARA di Rakhine State, Myanmar. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan pemerintah sedang meminta konfirmasi Myanmar mengenai krisis tersebut. Di luar itu, Retno memastikan Indonesia sudah punya peran penting di Rakhine State, tempat tinggal etnis muslim Rohingya.

Retno menjelaska­n, pihaknya sudah mendengar berbagai informasi mengenai etnis Rohingya beberapa waktu belakangan. ” Tugas kita pertama adalah meminta klarifikas­i atas kebenaran informasi tersebut,” ujarnya di kompleks istana kepresiden­an kemarin (21/11). Dirjen Asia-Pasifik-Afrika Kemenlu kemarin menemui duta besar Myanmar di Jakarta, salah satunya, untuk mengklarif­ikasi hal itu.

Keterlibat­an diplomasi Indonesia dalam memperbaik­i kondisi di Rakhine State, ujar Retno, sudah sangat jauh. Karena itu, Indonesia juga perlu mengetahui dengan jelas apa yang terjadi di kawasan tersebut. ”Sekali lagi, kita menyampaik­an pentingnya pemerintah Myanmar menyampaik­an informasi mengenai situasi di Rakhine State,” lanjutnya.

Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Myanmar sejak sebelum pemerintah­an baru. Indonesia melakukan capacity building untuk isu yang terkait dengan good governance, demokrasi, hak asasi manusia, hingga desentrali­sasi. Termasuk yang berkaitan dengan keamanan dan kesejahter­aan di Rakhine State.

”Kita pernah menghadapi situasi yang juga mirrorless, sama dengan Myanmar. Tapi, kita bisa bertransfo­rmasi menjadi sebuah negara yang demokratis,” tutur diplomat 54 tahun itu. Pengalaman tersebut kemudian dibagikan kepada Myanmar dalam rangka mengelola konflik.

Beberapa langkah konkret yang telah dilakukan antara lain pembanguna­n empat sekolah Indonesia di Rakhine State. Kemudian, Indonesia juga turut andil dalam menyediaka­n fasilitas kesehatan di kawasan itu. Menurut Retno, dua hal tersebut merupakan kebutuhan dasar masyarakat.

Di forum internasio­nal, Indonesia terlibat aktif dalam organisasi OIC Contact Group on Rohingya. Kemudian, Indonesia juga aktif menjadi bagian dari Partnershi­p for Myanmar yang dikelola PBB. Kerja sama tersebut melibatkan pemerintah Myanmar.

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaik­an keprihatin­an terhadap konflik di Myanmar tersebut. Dia meminta umat Islam Indonesia ikut menaruh perhatian terhadap nasib etnis Rohingya. Antara lain, Lukman menyerukan supaya umat Islam di tanah air melakukan doa qunut nazilah. ”Tujuannya demi keselamata­n saudara sesama umat Islam di Rakhine State,” katanya. Selain itu, Lukman berharap dilakukan salat Gaib untuk para korban meninggal. (byu/wan/dod/c9/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia