Kampanye Kanker Pakai Manekin
SURABAYA – Banyak cara mengedukasi masyarakat. Salah satunya menggugah kesadaran terhadap bahaya kanker payudara. Kemarin (21/11) mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) mengam- panyekan bahaya kanker payudara lewat manekin.
Sebanyak lima manekin yang terbuat dari koran bekas dipamerkan di Plaza St Agustinus UKWM Surabaya. Manekin itu dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk payudara perempuan. Dua payudara tersebut ditutup dengan bra berhias manik-manik. Bagian perut juga dipermanis dengan pernik-pernik. Salah satu bra bisa dibuka. Pada bagian itu, tampak payudara yang tidak sehat. Ada yang benjol, ada yang berdarah, bahkan bernanah.
Ketua Panitia Breast Cancer Campaign Awareness Veronica Amelia mengatakan bahwa data riset kesehatan dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat, ada 347.792 penderita kanker payudara pada 2015. Penderitanya bukan hanya orang tua, melainkan juga remaja. ” Termasuk laki-laki,” katanya.
Sebagai bentuk kepedulian mahasiswa pada kondisi itu, mereka menghadirkan pameran manekin. Manekin, ujar dia, dibuat semenarik-menariknya. Dengan demikian, visualisasi bahaya kanker payudara bisa terekam dalam diri pengunjung.
Melalui kampanye itu, dia ingin mengajak masyarakat untuk menyadari dan melakukan antisipasi sejak dini. Caranya melalui program sadari atau pemeriksaan payudara sendiri. Ada enam langkah dalam sadari. Pertama, mencermati perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara.
Kedua, mengangkat tangan ke atas, tekuk siku, dan posisikan tangan di belakang kepala. Kondisi payudara bisa diamati di depan cermin. Terutama bentuk dan ukurannya. ”Turun sebelah atau tidak,” katanya. Ketiga, memosisikan kedua tangan pada pinggang sambil mencondongkan bahu ke depan. Lalu, cermati kembali bentuk payudara.
Keempat, mengangkat lengan kiri ke atas, lalu ujung jari tangan kanan meraba dan menekan area payudara. Kelima, cermati puting jika keluar cairan. Keenam, lakukan pemeriksaan serupa dengan posisi tidur. ”Harus diperiksa, ada benjolan belum tentu kanker. Bisa tumor kecil,” imbuhnya.
Pameran manekin yang berlangsung hingga Kamis (24/11) itu merupakan bagian dari tugas management public relation bagi mahasiswa jurusan ilmu komunikasi.
Kemarin Caroline Ika Damajanti, survivor kanker, mengakui bahwa awareness atau kepedulian masyarakat terhadap bahaya kanker payudara masih kecil. Jika bukan keluarga atau diri sendiri yang menderita kanker, kepeduliannya masih kurang. (puj/c6/nda)