Jawa Pos

Pasutri Edarkan Sabu-Sabu

-

TIDAK memiliki pekerjaan tetap membuat pasangan suami istri, Erwin Riswanto dan Umaiyah, memilih jalan menjadi pengedar narkoba. Pasutri yang menikah secara siri itu tergiur keuntungan setiap kali bertransak­si narkoba.

Erwin mengaku, hasil penjualan narkoba jenis sabu-sabu digunakan untuk biaya hidup. ’’Ditawari (oleh bandar). Keuntungan­nya lumayan, jadi saya mau,’’ kata pria 42 tahun itu di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak kemarin (21/11).

Erwin dan Umaiyah diringkus di sebuah kos-kosan di daerah Sememi Jaya. Penangkapa­n keduanya berawal dari laporan masyarakat tentang maraknya peredaran narkoba di wilayah tersebut. Laporan itu ditindakla­njuti satuan pimpinan AKP Redik Tribawanto dengan melakukan pemantauan selama beberapa hari.

Hasilnya, polisi berhasil mengamanka­n pasangan suami istri yang menjadi pengedar sabu-sabu itu. ’’Setelah ada barang bukti, kami langsung gerebek,’’ kata Redik.

Saat penggerebe­kan pada 9 November tersebut, polisi menemukan sebuah dompet kecil warna oranye bertulisan Toko Emas Wahyu Redjo. Isinya sepoket besar dan sembilan poket kecil sabusabu dengan berat total 29 gram. ’’Ada timbangan elektrik, seperangka­t alat isap, handphone, dan uang tunai Rp 1,2 juta hasil penjualan narkoba,’’ papar Redik.

Erwin dan Umaiyah berbagi tugas dalam bisnis barang haram tersebut. Umaiyah bertugas menyiapkan sabu-sabu hasil pesanan pembeli. Erwin kebagian tugas mengantar dan bertransak­si dengan pembeli. ’’Per poket dijual Rp 1,2 juta. Belinya Rp 950 ribu,’’ lanjut mantan Kasatresko­ba Polresta Sidoarjo itu.

Kepada polisi, Erwin menjelaska­n bahwa sabu-sabu tersebut dibeli dari seorang bandar bernama Sobi. Dia biasa ditemui di daerah Bungurasih. ’’Kami masih memburu Sobi,’’ jelas Redik.

Jaringan Sobi, termasuk Erwin dan Umaiyah, kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Dengan cara itu, polisi sulit memantau pergerakan mereka. ’’Mereka sudah kami intai lama, tapi sering hilang jejak. Akhirnya tertangkap di Sememi Jaya,’’ tuturnya.

Erwin menuturkan, sebagian besar pelanggann­ya adalah orang lama. Sobi yang memperkena­lkan dengan pelanggan. Dengan begitu, tidak ada risiko saat bertransak­si meski bertatap muka langsung. ’’Paling banyak pembelinya dari dia (Sobi, Red). Tapi, saya juga dapat beberapa (pelanggan),’’ ucapnya. (rid/c15/fal)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia