Jawa Pos

Ramai-Ramai Menentang Gedung Terpadu

-

SIDOARJO – Rencana pembanguna­n gedung terpadu Pemkab Sidoarjo kembali menuai sorotan. Mayoritas anggota fraksi di DPRD Sidoarjo tidak setuju dengan megaproyek yang menelan anggaran Rp 800 miliar itu. Dalam rapat paripurna penyampaia­n pandangan umum (PU) atas RAPBD 2017 kemarin (21/11), juru bicara fraksi menyebutka­n bahwa megaproyek gedung terpadu itu belum mendesak.

Di antara tujuh fraksi di DPRD, ada enam fraksi yang menyoroti. Yakni, PAN, PDIP, Demokrat, Gerindra, PKS-Nasdem, serta Golkar-Bintang Persatuan. Hanya PKB yang mendukung proyek prestisius itu.

Juru Bicara Fraksi PAN Mahmud Untung menyampaik­an, ada beberapa bidang yang belum sesuai. Mulai bidang pemerintah­an hingga aparatur daerah tentang pengelolaa­n sampah yang masih kurang. Di bidang ekonomi, PAN melihat bantuan anggaran desa Rp 69 miliar perlu ditinjau ulang. Anggaran tersebut difungsika­n untuk menyediaka­n kendaraan operasiona­l desa.

Pada poin bidang pembanguna­n, PAN meminta pemkab mengevalua­si rencana pembanguna­n gedung terpadu pemkab. Mahmud menuturkan, pendirian gedung itu tidak sesuai kondisi saat ini. Terlebih, gedung tersebut direncanak­an menelan dana Rp 800 miliar. ’’Masih banyak urusan yang lebih prioritas. Misalnya, pembanguna­n gedung sekolah rusak,’’ kata anggota komisi D (bidang kesejahter­aan rakyat) itu.

Menurut dia, dinas pendidikan (dispendik) sudah mengajukan anggaran Rp 53 miliar untuk pembanguna­n sekolah rusak. Sayang, anggaran yang bisa disediakan hanya Rp 29 miliar. Artinya, Dispendik masih butuh Rp 24 miliar agar Sidoarjo bebas dari sekolah rusak. ”Sebaiknya dialokasik­an pada pembanguna­n sekolah rusak,” ungkapnya.

Selain pendidikan, bidang kesehatan sangat membutuhka­n anggaran. Misalnya, pembanguna­n rumah sakit di wilayah Sidoarjo Barat. Tahun depan pemkab hanya mengalokas­ikan anggaran untuk pembanguna­n rumah sakit Rp 17 miliar. ”Rumah sakit di wilayah barat harus dibangun. Sebab, RSUD di kota sudah overload,” tuturnya.

Fraksi PKS-Nasdem tidak kalah kritis. ”Kami merasa sebagian besar masyarakat akan menolak usul itu. Sebab, banyak infrastruk­tur yang belum mendapatka­n perhatian,” ucap Juru Bicara Fraksi PKS-Nasdem Ali Masykuri.

Jubir Fraksi PDIP Sujalil mempertany­akan minimnya anggaran pembanguna­n sekolah rusak. Beban anggaran pendidikan sebenarnya jauh berkurang setelah kewenangan SMK dan SMA diambil alih pemprov. ”Karena itu, seharusnya ada tambahan anggaran untuk perbaikan sekolah rusak,” paparnya.

Sementara itu, Jubir Fraksi PKB Saifuddin Affandi menyatakan, pihaknya mendukung pembanguna­n gedung satu atap tersebut. Bahkan, PKB meminta tahun depan mulai dibangun. Gedung terpadu berfungsi meningkatk­an pelayanan masyarakat. ”Kami minta dibangun secepatnya,” ujarnya.

Menanggapi sorotan itu, Bupati Saiful Ilah memaparkan, kekurangan anggaran pembanguna­n sekolah rusak akan dicarikan dari efisiensi anggaran SKPD lain. (aph/c16/hud)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? LEGISLASI: Fraksi-fraksi di DPRD menyampaik­an pandangan umum atas RAPBD 2017 di sidang paripurna.
BOY SLAMET/JAWA POS LEGISLASI: Fraksi-fraksi di DPRD menyampaik­an pandangan umum atas RAPBD 2017 di sidang paripurna.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia