Jawa Pos

AYO TENTUKAN NASIB SENDIRI

-

KEKALAHAN pada partai pembuka Piala AFF 2016 melawan Thailand membuat tugas timnas Indonesia lebih berat. Mereka wajib menang dalam laga sisa grup A. Masalahnya, yang dihadapi malam nanti adalah Filipina.

Dua tahun lalu di Hanoi pada Piala AFF 2014, Indonesia dipermaluk­an 0-4 oleh Filipina. Kalau kali ini lengah dan kembali kalah, habis sudah. Kalau seri, masih bisa bernapas. Sebab, Filipina juga bermain imbang melawan Singapura di duel pertama grup A Piala AFF 2016. Namun, kalau hanya meraih hasil imbang, di laga terakhir Garuda tak bisa menentukan nasib sendiri. Selengkapn­ya baca

BULACAN – Sudah dua tahun berlalu, tapi Rizky Pora masih ingat betul hari yang kelam di Hanoi itu. Dia dan rekan-rekannya di tim nasional (timnas) Indonesia dipermaluk­an Filipina 0-4 pada laga kedua fase grup Piala AFF 2014.

Itulah kekalahan pertama Indonesia dari negeri yang menjadikan basket sebagai olahraga nasional tersebut dari 22 kali duel. Kekalahan perta ma dari negeri yang 12 tahun sebelumnya, di Piala Tiger (nama lawas Piala AFF) 2002, dihumbalan­g Garuda –julukan timnas Indonesia– 1-13.

”Kami lengah ketika itu,” kata Rizky yang kembali masuk skuad Garuda di Piala AFF 2016.

Barangkali tak cuma lengah. Tapi, juga karena kekuatan The Azkals –sebutan timnas Filipina– telah berkembang demikian pesat seiring derasnya arus masuk pemain keturunan Filipina dari berbagai negara.

Dan, saat kedua negara berduel lagi malam nanti, para pemain ”impor” itu pula yang akan tetap jadi tulang punggung. Pelatih Thomas Dooley bahkan mempertaha­nkan sepuluh nama dari skuad dua tahun la

lu.

”Kami sudah belajar dari kekalahan dua tahun lalu. Sekarang kami sudah jauh lebih kuat,” kata Rizky.

Semoga benar demikian. Sebab, kalau Garuda yang di laga pertama ditundukka­n Thailand sampai kalah lagi, habis sudah. Jika seri, Boaz Solossa dkk memang masih bisa bernapas. Sebab, Filipina juga bermain imbang melawan Singapura di duel pertama grup A Piala AFF 2016.

Namun, kalau hanya meraih hasil imbang, di laga terakhir Garuda tak bisa menentukan nasib sendiri. Kalaupun menang atas Singapura di laga pemungkas grup A, tim asuhan Alfred Riedl itu masih harus menunggu hasil duel Filipina vs Thailand. Pengalaman dua tahun lalu mengajarka­n, Garuda yang tak bisa menentukan nasib sendiri akhirnya tersingkir di laga terakhir. Jadi, pelatih Alfred Riedl harus menanamkan di benak para pemainnya: tak ada pilihan selain menang.

”Ini memang laga hidup-mati. Tapi, saya sudah minta pemain agar tetap santai,” tutur Riedl dalam jumpa pers kemarin (21/11).

Maksud Riedl, mungkin, Boaz Solossa dkk bisa lebih tenang dan bermain lepas. Sebab, saat dikalahkan Thailand, terlihat sekali mereka gugup. Jadinya, banyak sekali kesalahan sendiri yang dilakukan, terutama di sektor pertahanan.

Dalam latihan terakhir di Philippine Sports Stadium, Bulacan, tadi malam, Riedl tetap akan bermain dengan formasi 4-4-2. Namun, dia meminta pasukannya lebih agresif memburu, bukan menunggu, bola.

”Formasi tidak penting. Kami akan bermain total football dengan fokus pada penguasaan bola sepanjang laga,” katanya.

Kembalinya Evan Dimas Darmono di jantung lini tengah, berduet dengan Stefano Lili- paly, bisa membantu tercapainy­a tujuan itu. Tanpa Evan, seperti saat melawan Thailand, para penggawa Garuda terlalu terburu-buru melepas bola.

Serangan pun jadi hanya hidup di sayap. Minim bola-bola terobosan khas Evan.

Padahal, dengan kemampuan teknik Boaz dan kekuatan fisik partnernya, Lerby Eliandry, through pass itu bisa sangat membantu memecah kebuntuan. Sebab, kalau hanya mengandalk­an crossing, perlu diingat, barisan pertahanan tuan rumah kuat dalam urusan bola udara.

Salah seorang penggawa lawan yang harus diwaspadai adalah Phil Younghusba­nd. Dia tipe penyerang yang rajin bergerak, turun mencari bola, dan akurasi umpan-umpannya juga bagus.

Kalau koordinasi kuartet pertahanan Garuda masih sekacau seperti saat melawan Thailand, gawang Kurnia Meiga bakal dalam bahaya. Apalagi, akan ada lima gelandang lawan yang siap menopang kinerja dua tukang gedor.

”Kami harus bermain lebih cerdas dari laga sebelumnya karena lawan yang kami hadapi juga lebih berat. Saya berencana tidak akan melakukan banyak perubahan pemain dari laga pertama,” kata Dooley. (*/c10/ttg)

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? JANGAN KALAH LAGI: Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl mengawal pergerakan Zulham Zamrun dalam sesi latihan di Philippine Sport Stadium, Bucalan, kemarin.
ANGGER BONDAN/JAWA POS JANGAN KALAH LAGI: Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl mengawal pergerakan Zulham Zamrun dalam sesi latihan di Philippine Sport Stadium, Bucalan, kemarin.
 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS POS REZA/JAWA ADNAN ??
ANGGER BONDAN/JAWA POS POS REZA/JAWA ADNAN
 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? ANDALAN FILIPINA: Phil Younghusba­nd saat menghadapi Singapura (19/11).
ANGGER BONDAN/JAWA POS ANDALAN FILIPINA: Phil Younghusba­nd saat menghadapi Singapura (19/11).
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia