Oesman Sapta Calon Tunggal Ketum Hanura
Terpilih Melalui Komunikasi Wiranto
JAKARTA – Posisi pucuk pimpinan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) segera berganti. Jika tidak ada halangan, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang (Oso) segera mengisi posisi ketua umum (Ketum) Hanura melalui mekanisme musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Hanura yang dimulai hari ini.
Saat dikonfirmasi, Ketua DPP Partai Hanura Dossy Iskandar Prasetyo membenarkan kabar tersebut. ”Memang benar, sudah terpilih (sebagai calon Ketum tunggal) dalam pleno,” kata Dossy saat dihubungi.
Menurut Dossy, terpilihnya Oso sebagai calon Ketum tunggal sudah melalui pertimbangan yang matang. Posisi Wiranto sebagai menteri koordinator politik hukum dan keamanan membuatnya harus nonaktif dari jabatan Ketum. Munculnya nama Oso sebagai calon Ketum tunggal juga atas lobi Wiranto. ”Komunikasi kedua pihak sudah dibangun lama,” ujarnya.
Dari sisi figur, Dossy mengakui sosok Wiranto sulit tergantikan sebagai pemimpin tertinggi Hanura. Namun, Dossy optimistis bahwa pada kepemimpinan baru nanti, Hanura juga mampu meraih target politik yang ingin dicapai. ”Semua pihak juga sudah memberikan dukungan terhadap calon Ketum yang baru,” katanya.
Dossy menambahkan, selain mengagendakan pemilihan Ketum, munaslub Hanura menyiapkan berbagai agenda. Di antaranya, penetapan program partai dan rekomendasi.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Hanura Berliana Kartakusuma menyatakan, munaslub dilaksanakan karena masa kepengurusan Wiranto sebagai Ketum belum berakhir. Karena itu, Ketum baru akan melanjutkan periode waktu kepengurusan Wiranto. ”Insya Allah, munaslub akan dilaksanakan di gedung baru Partai Hanura di Mabes Hankam, Jakarta Timur,” ujar Berliana.
Posisi Oso sebagai wakil ketua MPR merupakan wakil dari DPD. Terkait posisi pencalonan Oso, Ketua Badan Kehormatan DPD A.M. Fatwa tidak mempermasalahkan pilihan politik itu. ”Tidak ada aturan (larangannya). Saya juga masih fungsionaris Partai Amanat Nasional,” kata Fatwa.
Menurut Fatwa, dirinya menghargai mekanisme internal di Partai Hanura. Justru ada kebanggaan tersendiri jika seorang anggota DPD terpilih sebagai Ketum partai. ”Sebagai kawan, sesama senator, tentu bangga kalau bisa terpilih,’’ ujarnya menegaskan.
Sementara itu, Ketua Umum Hanura nonaktif Wiranto mengatakan, munaslub Partai Hanura yang sedianya berlangsung hari ini memang dalam rangka pengajuan dirinya untuk mundur dari posisi ketua umum partai. Dia mengatakan, jabatan sebagai ketua umum partai sekaligus Menko Polhukam yang saat ini disandangnya sangat menyita waktu dan konsentrasinya.
Dengan menanggalkan jabatan di Partai Hanura, Wiranto menyatakan ingin fokus berkonsentrasi pada pengabdiannya sebagai Menko Polhukam. ”Itu yang terpenting,” kata Wiranto saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam kemarin.
Dia menjelaskan, pada munaslub, pengambilan keputusan dalam memilih ketua umum pengganti dirinya hanya melalui musyawarah secara mufakat sebelum dibawa ke rapat pimpinan Partai Hanura. Proses tersebut akan tetap dilakukan meski sampai saat ini Oso dinyatakan sebagai kandidat tunggal ketua umum Partai Hanura.
” Tidak akan ada adu voting, adu suara. Kami di tingkat DPD juga begitu, tingkat provinsi juga begitu. Calonnya banyak, tapi lewat tim penjaringan. Sehingga tinggal dua di tingkat pusat, lalu saya. Melihat CV-nya, melihat bobotnya, baru kita putuskan bersama dalam rapat pimpinan,” terangnya.
Disinggung pendapatnya tentang sosok Oso, Wiranto mengatakan bahwa wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tersebut merupakan orang yang dikenalnya sejak lama.
”Kenal dia sejak saya masih jadi panglima TNI. Jadi kawan saya, terutama saat saya pimpin karate. Kejuaraan karate dari 20 piala, kita dapat 14 emas. Dia jadi bendahara saya, saya ketua umumnya,” kenangnya.
Wiranto juga menyatakan bahwa Oso bukanlah ’’orang asing” bagi Partai Hanura. Oso sudah dua bulan menjabat wakil ketua dewan penasihat Partai Hanura. ”Ketua dewan penasihatnya kan Pak Subagyo A.S.,” ungkapnya. (bay/dod/c6/fat)