Jawa Pos

Kembalikan Drone AS

-

WASHINGTON – Tiongkok akhirnya mengembali­kan drone dalam air milik Amerika Serikat (AS). Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping tersebut mengembali­kan drone itu di dekat tempat mereka mengambil. Namun, pengembali­an tersebut tidak membuat hubungan kedua negara membaik. Alih-alih, kedua pihak malah memanas.

”Insiden itu tidak konsisten dengan hukum internasio­nal maupun standar profesiona­lisme tindakan antarangka­tan laut di lautan,” ujar Juru Bicara Pentagon Peter Cook pada Senin malam waktu setempat (19/12). AS masih tidak terima dengan tindakan Tiongkok. Pemerintah AS memaparkan sikap dan fakta-fakta pendukung itu melalui jalur diplomatik maupun militer.

Drone milik kapal USNS Bowditch tersebut diamankan Tiongkok pada Kamis (15/12). Saat itu drone tersebut menguji kondisi dan kualitas air di perairan Laut China Selatan. USNS Bowditch adalah kapal survei oseanograf­i. Kapal milik AS itu tidak melanggar aturan. Sebab, mereka memang beroperasi di perairan internasio­nal. Tepatnya pada posisi 50 mil laut di Barat Laut Subic Bay, Filipina. Tidak diketahui pasti seperti apa kondisi drone yang dikembalik­an tersebut.

Sementara itu, pemerintah Tiongkok tidak terima dikritik AS. Juru Bicara Kementeria­n Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying kemarin (20/12) menyatakan bahwa kritikan AS tersebut tidak beralasan. Sehari sebelumnya, Hua mengungkap­kan bahwa Tiongkok tidak senang AS berseliwer­an di Laut China Selatan.

”Tiongkok dengan tegas menolak kehadiran pesawat militer maupun kapal-kapal AS yang begitu sering di perairan (Laut China Selatan, Red) untuk melakukan aksi spionase atau survei militer terhadap Tiongkok,” tegasnya. (AFP/ NYTimes/sha/c16/any)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia