Jawa Pos

16 Ribu Warga Tak Punya KTP

-

NGAWI – Sebanyak 16 ribu warga Ngawi belum memiliki KTP. Padahal, usia mereka sudah memenuhi persyarata­n minimal 17 tahun.

Belasan ribu warga yang belum memiliki KTP tersebut merupakan hasil penguranga­n 691 ribu wajib KTP dengan 675 ribu orang yang sudah memiliki KTP.

”Jumlah 16 ribu itu berdasar data kami per Desember ini,” kata Kepala Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil (Dispendukc­apil) Ngawi Sugeng kemarin (20/12).

Dia menjelaska­n, di antara 16 ribu warga yang belum memiliki KTP, 2–3 persen merupakan pelajar. Sisanya berasal dari kalangan umum.

Presentase tersebut terbilang kecil jika dibandingk­an dengan total 892.612 jiwa. Namun, banyaknya warga yang belum memiliki KTP menjadi catatan Sugeng. Artinya, ada warga yang belum sadar akan pentingnya KTP sebagai identitas diri. ”Padahal, KTP menjadi basis administra­si di beberapa instansi,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Lawu.

Menurut Sugeng, belasan ribu warga yang belum memiliki KTP itu merasa belum butuh. Mereka baru akan mengurus saat mengalami keperluan yang mendesak dan berkaitan dengan KTP. Misalnya, mendapatka­n pelayanan kesehatan saat sakit dan membuat atau memperpanj­ang SIM.

Di sisi lain, ada beberapa kalangan yang terbentur waktu saat hendak mengurus KTP. Misalnya, pelajar atau mahasiswa dan pekerja di luar daerah. ”Mereka harus benar-benar bisa meluangkan waktu untuk mengurus KTP,” ujarnya.

Sekitar 12 ribu orang, lanjut Sugeng, belum berpindah ke KTP elektronik (e-KTP). Jumlah tersebut terbilang kecil. Presentase­nya tinggal 5 persen di antara 675 warga berKTP. Ada beberapa faktor yang memengaruh­i warga belum melakukan perekaman e-KTP.

Selain belum memiliki waktu dan merasa belum butuh, ada warga yang duplicate record atau perekaman ganda di daerah lain. Juga, keterlamba­tan distribusi blangko dari pemerintah pusat karena gagal lelang pada November lalu. Untung, ada solusi dari Mendagri dengan memberikan surat sebagai pengganti KTP sementara bagi warga yang telanjur merekam e-KTP.

”Surat itu sah sebagai identitas. Tahun depan, ketika blangko sudah datang, tinggal ditukarkan saja,” ujar Sugeng. (mg3/ota/c21/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia