Jawa Pos

Caving Experience

-

nggak melulu diibaratka­n sebagai tempat yang gelap dan menyeramka­n. Bahkan, banyak gua di Indonesia yang menjadi tempat wisata. Nggak heran, gua di Indonesia udah dimodifika­si sedemikian rupa tanpa mengurangi unsur aslinya agar terlihat lebih menarik. Selain itu, mengunjung­i gua pasti akan menambah wawasan. Berikut ini pengalaman para Zetizen yang pernah berkunjung ke beberapa gua di Indonesia Audrey Nabilah, 15, SMPN 1 Taman, Sidoarjo ”Kalau datang ke Gua Pindul, harus siap basah! Soalnya, aku mengarungi sungai di dalam guanya. Sistemnya adalah harus datang secara berkelompo­k. Kalau sendirian, kamu bakal didampingi beberapa berpengala­man. Peralatan khususnya adalah ban dalam besar ( dan jaket pelampung. Gua Pindul punya tiga zona yang dijelajahi, yaitu zona terang, remang, dan gelap abadi. Ada stalaktit yang bentuknya mirip dengan tirai. Ada juga stalaktit yang membentuk batu kristal yang aktif tumbuh sampai sekarang.’’ balik gua yang sempit dan gelap, ternyata banyak fakta menarik. Berikut beberapa faktanya.

Gua selalu identik dengan tempat tinggal kelelawar. Ternyata si kelelawar nggak sendirian loh. Sebab, gua yang memiliki zona remangrema­ng ( bisa ditinggali ular, tikus, dan katak. Lalu, ada zona tengah atau Di sinilah kelelawar tinggal. Zona dalam atau

ditinggali hewan yang mengalami adaptasi. Misalnya, menghilang­nya pigmen tubuh sampai melemahnya indra penglihata­n. Salah satunya adalah kalajengki­ng bercambuk tapi tanpa ekor.

Ternyata gua yang bisa dijelajahi atau dijadikan tempat wisata nggak bisa sembaranga­n loh. Sebab, gua dibagi menjadi lima klasifikas­i berbeda. Mulai kelas A sampai E. Gua kelas A dan B adalah gua yang paling banyak dijadikan tempat wisata. Sebab, gua itu memiliki bentukan stalaktit, stalagmit,

sampai yang kuat dan kukuh. Kelas C sampai E lebih cepat rusak karena bentukanny­a yang lebih rumit. Apalagi, jika terlalu banyak tangan yang menyentuhn­ya, nilai ilmiah sampai seni gua itu bakal hilang. Ilham Trinoviant­ara, 19, Universita­s Hang Tuah Surabaya ’’Meski harus jalan jauh, aku dibuat

saat masuk Gua Gong di Pacitan. Awalnya sih sempat khawatir karena guanya gelap dan licin, tapi lama-lama nggak. Di gua itu juga udah dibangun tempat berjalan yang dilengkapi tangga serta pagar pengaman yang lumayan Banyak batuan dalam gua yang terlihat bernilai seni tinggi. Cahaya warna-warni dari lampu juga bikin gua kelihatan Stalaktit dan stalagmit di Gua Gong diberi banyak nama. Gua itu punya beberapa ruangan. Yang paling aku ingat adalah ruang batu gong. Isinya, batu yang kalau dipukul ngeluarin suara seperti suara gong.’’

Emang sih, stalaktit dan stalagmit di dalam gua keren banget. Bentuknya yang unik dan kadang memiliki suara indah bikin kita penasaran buat menyentuhn­ya. Eits, tapi sebaiknya jangan memegang stalaktit dan stalagmit. Sebab, makin banyak yang menyentuh, makin besar pula peluang patah. Padahal, buat membentuk stalagmit setinggi 1,5 cm aja, dibutuhkan waktu hampir 100 tahun. Yuk, sama-sama jaga gua!

 ?? DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI ILUSTRASI: FIKRI/ZETIZEN TEAM JUMLAH RESPONDEN 1.629 ORANG. POLLING DILAKUKAN DI 34 PROVINSI, MULAI ACEH HINGGA JAYAPURA. SAMPLING ERROR 4,5 PERSEN. ?? GUA Main Air dalam Gua DI (ald/c5/grc) (aja/aw/ c14/grc) caving. caving. Tempat Hidup Hewan caving water table tube cave Sea cave sea cave Nggak Bisa Sembaranga­n lava Lava tube sea sea cave Awas Jangan Sentuh Kagumi Ukiran Gua Dibuat Speechless
DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI ILUSTRASI: FIKRI/ZETIZEN TEAM JUMLAH RESPONDEN 1.629 ORANG. POLLING DILAKUKAN DI 34 PROVINSI, MULAI ACEH HINGGA JAYAPURA. SAMPLING ERROR 4,5 PERSEN. GUA Main Air dalam Gua DI (ald/c5/grc) (aja/aw/ c14/grc) caving. caving. Tempat Hidup Hewan caving water table tube cave Sea cave sea cave Nggak Bisa Sembaranga­n lava Lava tube sea sea cave Awas Jangan Sentuh Kagumi Ukiran Gua Dibuat Speechless

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia