Jawa Pos

Karena Kiper Tak Jamin Tenar

-

DARI era ke era, Persipura Jayapura tak pernah berhenti melahirkan nama besar. Yohanes Auri pada 1970- an, Mettu Dwaramury pada periode berikutnya, Christ Yarangga dalam kurun 1990-an, dan Boaz Solossa pada masa 2000-an hanyalah secuil contoh.

Di berbagai lini, di beragam posisi. Kecuali di bawah mistar. Tengok saja pada era Liga Indonesia yang mulai bergulir sejak 1994. Empat gelar plus trofi Torabika Soccer Championsh­ip yang baru saja dimenangi, semuanya diraih Persipura tanpa putra Papua sebagai kiper utama.

”Terus terang, saya juga prihatin dengan kondisi itu,” kata Fison Merauje, kiper Persipura era 1994–2005.

Fison masuk skuad Mutiara Hitam yang menjuarai Liga Indonesia 2005. Tapi, pilihan utama pelatih Rahmad Darmawan untuk mengawal gawang ketika itu adalah Jendry Pitoy.

Sepeningga­l Pitoy, mulai 2010 hingga saat ini, gawang Persipura dijaga kiper berkebangs­aan Korea Selatan Yoo Jaehoon. Ada dua deputinya, Dede Sulaiman dan Ferdiansya­h.

Menurut Fison, seretnya mencari bakat asli Papua di bawah mistar disebabkan tidak ada anak-anak setempat yang tertarik dengan posisi tersebut. ”Mereka lebih suka menjadi pemain lapangan seperti gelandang maupun striker,” kata Fison kepada Jawa Pos.

Menurut kiper yang pernah membela Deltras Sidoarjo itu, bagi anak Papua, menjadi pemain lapangan lebih menjamin mendatangk­an ketenaran. Selain itu, tidak ada sosok kiper lokal yang bisa jadi panutan.

Sejatinya, lanjut Fison, Persipura mendapatka­n talenta lokal terbaik di bawah mistar dalam diri Selsius Gebze dan Enicke Behebol. Bahkan, Gebze sempat bersaing ketat dengan Yoo Jae-hoon.

Namun, Gebze akhirnya harus hengkang dari Persipura. Menurut Fison, itu terjadi karena Gebze tidak memiliki mentalitas yang kuat. ”Orangnya tidak tahan kritik. Padahal, secara postur tubuh sangat meyakinkan,” ucap pria yang kini menjadi anggota panitia pelaksana partai kandang Persipura tersebut.

Sementara itu, untuk Behebol, Fison mengatakan bahwa yang bersangkut­an memang kalah bersaing. ”Postur tubuhnya hanya 168 cm. Tidak cukup tinggi untuk kiper,” katanya. (apu/c6/ttg)

 ?? HANS/CENDERAWAS­IH POS ?? HARUS IMPOR: Kiper Persipura Yoo Jae-hoon (tengah) sebelum laga melawan PSM (18/12).
HANS/CENDERAWAS­IH POS HARUS IMPOR: Kiper Persipura Yoo Jae-hoon (tengah) sebelum laga melawan PSM (18/12).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia