Sekolah Mulai Siapkan Sarana
Teknis Unas Tunggu Kemendikbud
SURABAYA – Persiapan ujian nasional (unas), rupanya, menjadi perhatian intensif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini. Sebab, Presiden Joko Widodo tidak menyetujui moratorium atau penundaan sementara unas. Persiapan, tampaknya, bakal dikebut mengingat unas biasanya dilaksanakan pada April.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menjelaskan, pada tahap awal, akan ada pertemuan bersama antara kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi dengan Kemendikbud. Pertemuan itu bakal membahas teknis unas
Menurut dia, rapat koordinasi di tingkat nasional tersebut akan membahas lebih detail teknis unas. Terutama terkait dengan pembagian urusan seiring pelimpahan SMA/ SMK. Pemerintah pusat, lanjut dia, sudah membagi anggaran untuk unas. Yakni, SMA/SMK dan pendidikan khusus ke provinsi serta ujian SMP dan SD ke pemerintah kabupaten/kota.
Karena diputuskan bahwa unas dilanjutkan, pihaknya mengajak sekolah-sekolah tetap menjalankan tahap ujian nasional seperti yang selama ini dilakukan. Misalnya, pendalaman materi, tryout, penyiapan sarana-prasarana, hingga pendataan untuk daftar nominasi sementara (DNS) para peserta ujian nasional. Biasanya, pada Januari, data nominasi siswa itu sudah diterima provinsi. Selanjutnya, dilakukan rekapitulasi sehingga data nominasi tetap bisa ditentukan.
Tahun ini pihaknya menargetkan peningkatan penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Di jenjang SMA, target peningkatan adalah 50 persen sekolah menggunakan UNBK. Di jenjang SMK, ditargetkan seluruh SMK atau 100 persen menerapkan UNBK.
Meski tren ujian nasional sudah bergeser menjadi berbasis komputer, masih ada sekolah yang menyelenggarakan ujian nasional berbasis kertas. Karena itu, masih dibutuhkan percetakan untuk mencetak soal ujian. Pihaknya masih menunggu kebijakan dari pusat dalam rapat koordinasi di tingkat nasional. Demikian juga anggaran ujian nasional dari pemerintah pusat.
Tantangan dalam UNBK adalah menyiapkan sarana-prasarana. Terutama ketersediaan komputer dan server. Daya listrik di sekolah juga harus mencukupi. Demikian juga sumber daya manusia untuk mengaktifkan dan men- setting komputer agar tersinkronisasi dengan server pusat.
Pihak sekolah pun berupaya mengoptimalkan pelaksanaan UNBK. Jika tahun lalu daya listriknya masih belum memenuhi, tahun ini sekolah menambah daya listrik. Misalnya, yang terjadi di SMAN 10.
Kepala SMAN 10 M. Hasanul Faruq menyebutkan, tahun ini ada tambahan daya listrik 60 ribu watt di sekolah. Dengan tambahan itu, dia berharap bisa memenuhi kebutuhan listrik di sekolah saat UNBK berlangsung. Sebab, cukup banyak komputer yang akan digunakan.
Faruq mengungkapkan, pihaknya memiliki dua ruang komputer yang masing-masing berjumlah 40 unit. Kebutuhan tersebut tentu masih kurang. Karena itu, sekolah bakal memaksimalkan penggunaan laptop seperti tahun lalu. Saat uji coba, para siswa juga membawa laptop. Ada 325 laptop. ’’Saya tawarkan kepada orang tua sehingga anak-anak tidak grogi,’’ katanya.
Selain itu, sarana-prasarana berupa kelas baru sudah disiapkan. Faruq menerangkan bahwa ada penambahan delapan kelas yang sudah selesai dibangun. Kelas-kelas itu bisa dipakai untuk ujian.
Tahun lalu SMAN 10 juga menjadi tempat ujian bagi siswa SMP. Lantaran siswa kelas XII sudah selesai ujian, ruangan bisa digunakan untuk SMP. Tahun ini pihaknya belum mengetahui ruang sekolahnya bakal kembali dipinjam untuk ujian SMP atau tidak. ’’Tapi, mungkin mereka bisa mandiri,’’ ujarnya. Meski begitu, jika ada sekolah yang menggabung, pihaknya sudah siap dengan dua ruang komputer.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menyatakan tetap membuka kerja sama dengan kabupaten/kota. Terutama bagi SMP yang ingin menggunakan fasilitas UNBK di SMA/SMK. ’’Kami terbuka dengan hal itu. Nanti bisa kerja sama. SMA/SMK yang belum siap UNBK kami sediakan testing center,’’ jelasnya. (puj/c14/dos)