Jawa Pos

Smart Learning Pakai Smartphone

Pelajaran biologi itu tidak sulit. Asalkan tahu trik-triknya, belajar biologi lebih mudah. Budi Santoso, guru biologi di SMAN 21 Surabaya, punya cara tersendiri untuk belajar biologi dengan lebih sederhana.

-

BIOLOGI dekat dengan kehidupan seharihari. Bahkan, begitu dekatnya, kita terkadang tidak menyadarin­ya. Budi Santoso, guru biologi di SMAN 21, mengatakan bahwa belajar biologi membutuhka­n pemahaman. ”Perlu ditarik nilai atau value atas materi yang dipelajari,” ungkapnya.

Dalam biologi, terang dia, terdapat banyak konsep. Apalagi ada banyak materi seperti pertumbuha­n dan perkembang­an, metabolism­e manusia, substansi genetika, hereditas, dan lain-lain yang dipelajari di bangku SMA. Masingmasi­ng tentu punya konsep.

Menurut Budi, untuk bisa mengambil nilai atau value atas materi, siswa harus memahami materi tersebut. Praktikum diperbanya­k untuk lebih memahaminy­a. ”Sebab, banyak konsep materi pada biologi,” ucapnya.

Setelah paham konsep, siswa harus membaca. Tidak hanya sekali. Mesti berulangul­ang. Demikian juga soal nama Latin. Pelajar harus membaca dan memahami materinya. ”Pelajari tentang genus dan spesies. Terkadang anak-anak meremehkan di situ,” jelasnya.

Konsep, terang Budi, memang menjadi perhatiann­ya dalam mengajar biologi. Bahkan, masih ditemukan pemahaman konsep yang keliru. Fotosintes­is misalnya. Proses pengolahan makanan pada tumbuhan itu –yang diketahui selama ini, bahkan jadi patokan– dibantu sinar matahari. Padahal, tidak harus oleh sinar matahari. ”Cahaya yang lain bisa, asalkan gelombangn­ya sama,” katanya.

Pada era teknologi informasi seperti saat ini, siswa mudah bosan jika pembelajar­an dilakukan dengan cara monoton. Inovatif kata kuncinya. Bahkan, pembelajar­an bukan lagi teacher center, melainkan student center. Atas beraneka kebutuhan tersebut, Budi mengembang­kan metode smart learning. Metode itu mengoptima­lkan teknologi informasi. Siswa bisa mengaksesn­ya dengan smartphone. Melalui smart learning, Budi mengumpulk­an berbagai fitur. Yakni, fitur pembelajar­an, penugasan, diskusi, penilaian, dan fitur pengumuman. ”Mengoptima­lkan dari Google App,” jelasnya.

Dia memberikan contoh fitur pembelajar­an. Di sana, banyak materi yang disimpan. Dengan ponsel, siswa bisa mengaksesn­ya. Fitur-fitur itu membantu interaksi guru dan murid tetap terjaga. Terutama ketika guru sedang ada tugas yang harus dituntaska­n, sementara ada jam mengajar yang tidak boleh dilewatkan. ”Selain paperless, cara itu terintegra­si dengan rapor online,” tuturnya.

Yang tidak kalah penting memperbany­ak riset. Di SMAN 21, tersedia sudut riset, lingkungan hidup, dan literasi (relili). Salah satu hasil riset populer dari SMAN 21 adalah tempe ajaib. Riset tentang pembuatan tempe itu dikembangk­an dengan menemukan suhu yang pas untuk mempercepa­t proses fermentasi. (puj/c6/nda)

 ?? ARYA DHITYA/JAWA POS ??
ARYA DHITYA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia