Latih Reserse Amankan Unjuk Rasa Ricuh
SURABAYA – Polrestabes Surabaya terus berupaya meningkatkan kemampuan anak buahnya. Kemarin ratusan reserse dilatih menangani unjuk rasa. Setelah menerima materi, mereka juga diajak berpraktik.
Agar penyampaian materi tersebut benarbenar mengena, polisi merancang simulasi yang dibuat seperti unjuk rasa yang berakhir ricuh. Gambarannya, mula-mula ratusan pendemo mendatangi mapolrestabes. Mereka tiba-tiba merangsek ke halaman ke gedung mapolres. Aksi demo yang awalnya berjalan lancar tiba-tiba rusuh. Aksi saling dorong pun tak terhindarkan antara polisi dan para pendemo.
Untuk menghindarkan aksi anarkistis, beberapa polisi berpakaian sipil mencoba berdialog dengan para pengunjuk rasa. Mereka pun memediasi agar aksi demonstrasi tidak berlangsung ruwet. Sayang, cara halus yang dilakukan korps berseragam cokelat itu gagal. Ratusan pendemo makin tidak terkendali. Mereka bahkan digambarkan membakar sepeda motor dan mobil patroli kepolisian. Polisi pun bertindak. Beberapa provokator bisa ditangkap para reserse itu.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Bina Gunawan Silitonga menyatakan bahwa kemampuan para reserse harus terus diasah. ’’Nantinya, jika ada aksi anarkistis, para reserse juga siap melakukan pengamanan,’’ kata Shinto.
Dengan simulasi itu, lanjut dia, anak buahnya bisa makin memahami SOP penanganan aksi massa di muka umum. ’’Setidaknya harus ada bukti foto ataupun dokumentasi perihal aksi anarkistis. Jika terpaksa ditahan, ada proses hukum yang berlaku, termasuk di dalamnya buktibukti bahwa si pelaku memang berbuat anarkistis,’’ terangnya.
Simulasi yang diadakan kemarin memang cukup lengkap. Selain simulasi langsung di lapangan, kurang lebih 350 reserse polrestabes dan polsek-polsek dibekali teori. Materi langsung diberikan oleh Shinto. ’’Jadi, sudah tidak ada lagi aksi ngawur dari polisi dengan dalih pengamanan,’’ tegasnya. Ke depan, Shinto melakukan simulasi seperti itu secara rutin. (rid/c17/git)