Jawa Pos

Segera Perbaiki Jalur Pantura!

Tuntutan Ribuan Demonstran 20-12

-

GRESIK – Demo ini panen apresiasi. Tidak seperti aksi unjuk rasa lain yang justru dicemooh masyarakat karena menimbulka­n kemacetan, aksi damai memprotes jalan rusak kemarin (20/12) justru menarik simpati pengguna jalan. Mereka membawa beragam poster.

Awas Jalan Rusak! Kok Nggak Didandani. Poster itu dipampangk­an seorang pendemo pada batang pisang di tengah jalan nasional, Jalan Raya Banyuwangi, Kecamatan Manyar.

Selang beberapa menit kemudian, konvoi ratusan motor dan puluhan mobil melintasi jalan yang rusak parah tersebut. Pengguna jalur Deandles jurusan Gresik ke arah Lamongan itu melambaika­n tangan kepada pengunjuk rasa.

Sekitar pukul 08.00, massa berkumpul di lapangan Bungah. Mereka mengenakan pita merah-putih. Massa lain berkumpul di Alun-Alun Sidayu dengan memakai pita oranye. Koordinato­r Forum Masyarakat Peduli Gresik (FMPG) Agus Budiono memimpin unjuk rasa besar-besaran tersebut.

Dia naik ke atas mobil pikap yang dipenuhi sound system. Massa kemudian bergerak menuju Gresik. Kantor DPRD Gresik di Jalan KH Wachid Hasyim jujukan pertama. Selama 30 menit, perjalanan yang menempuh jarak 15 kilometer itu menyusuri tiga jembatan. Yakni, Sembayat, Tanggok, dan Manyar. Massa melewati jalan rusak. Ada yang berlubang, menyempit, sampai berbentuk ”danau” karena air.

Tidak ada hujatan apa pun selama perjalanan puluhan kilometer itu. Arak-arakan motor dan mobil tidak menghujat pengusaha angkutan maupun pemerintah. Mereka hanya minta pengendara dari arah Manyar menuju Bungah untuk berhenti di bahu jalan agar peserta konvoi bisa lancar.

Sebab, kondisi bahu jalan rusak, berlubang, dan tergenang air hujan. Jalan rusak parah ditanami batang pisang. ”Kami sudah sepakat demo damai,” ujar Kholil, peserta aksi damai 20-12 asal Kecamatan Bungah.

Awalnya, sempat ada wacana untuk berhenti di rumah salah seorang pengusaha di Raya Sembayat, Kecamatan Manyar. Sejumlah polisi telah bersiaga di rumah pengusaha itu. Tapi, massa berlalu.

Aksi tersebut mengusung dua tuntutan. Pertama, perbaikan jalan di kawasan Gresik Utara. Mulai Panceng, Ujungpangk­ah, Sidayu, Dukun, Bungah, hingga Manyar. Kedua, pembatasan jam operasiona­l dump truck bermuatan galian C, batu bara, dan kayu bulat. ” Dump truck yang melebihi tonase menjadi penyebab jalan Gresik Utara rusak,” tegas koordinato­r aksi Agus Budiono.

Pemkab Gresik sebenarnya telah memasang rambu jam operasiona­l dump truck. Jam operasiona­l dump truck diputuskan pagi pukul 05.00–08.00, sore pukul 15.00– 18.00. Itu telah disepakati para pengusaha angkutan berat.

”Kalau bisa, jam operasiona­l dump truck hanya malam. Pukul 18.00 hingga 05.00,” teriak pendemo lain.

Aksi damai 20-12 itu memberikan harapan baru bagi masyarakat Gresik Utara maupun pengguna jalan lain. Aksi ribuan orang tersebut membuka mata pemerintah untuk segera memperbaik­i jalan Gresik Utara.

Aim Ilham, warga Desa Prupuh, Panceng, mengaku memiliki cerita pilu akibat jalan rusak itu. Anaknya celaka karena terjatuh. ”Dia dibawa ke rumah sakit oleh sopir bus,” tambahnya. Aim Ilham akhirnya bergabung dengan FMPG karena tidak ingin peristiwa yang menimpa anaknya terjadi pada pengguna jalan lain. ” Jalan Prupuh–Banyutenga­h ibarat kubangan pembantaia­n. Cepat jalan itu diperbaiki,” tegas Aim dengan nada tinggi. (yad/c6/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia