Pengungsi Butuh Makanan dan Air Bersih
Krisis Stok Logistik di Kota Bima
JAKARTA – Dampak banjir susulan di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang terjadi Jumat (23/12) ternyata jauh lebih parah. Hantaman banjir mengakibatkan banyak bangunan rusak dan ratusan ribu warga mengungsi. Selain bantuan makanan, kebutuhan air bersih mendesak untuk dipenuhi.
Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Pe- nanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Agung Pramuja menuturkan, banjir susulan itu terjadi secara tiba-tiba. Dampaknya pun lebih parah karena tekanan air jauh lebih keras. Akibatnya, banyak bangunan yang retak. ’’Lumpur dari sungai yang dibawa pun jauh lebih besar dari banjir pertama. Ketebalannya sampai 30 cm,’’ katanya kemarin (24/12).
Kondisi tersebut praktis membuat perekonomian lumpuh total. Pasar yang awalnya selamat dari terjangan banjir bandang pertama pada Rabu (21/12) ikut terendam. Akses jalan terputus karena ketebalan lumpur. Listrik pun kembali padam setelah berhasil dipulihkan dari banjir pertama.
’’Banjir hari ini (Sabtu, Red) sudah surut di beberapa tempat. Sekarang konsentrasi kami lebih ke logistik para pengungsi ini. Karena pasar dan toko terendam sehingga logistik habis,’’ ujarnya.
Selain persoalan makanan, para pengungsi mengalami krisis air bersih. Lumpur yang terbawa banjir sudah menutup hampir seluruh sumur warga. ’’Air ini sangat dibutuhkan, baik untuk minum maupun untuk membersihkan lumpur yang sangat tebal,’’ jelasnya.
Dari data yang dikumpulkan BNPB, sudah ada 104.378 jiwa yang mengungsi akibat banjir. Mereka awalnya sudah kembali ke rumah, namun harus mengungsi lagi karena banjir susulan. Mereka berasal dari 5 kecamatan (33 kelurahan). (mia/c19/agm)