Jawa Pos

Ayo Bangkitkan Literasi di Dunia Kampus

Jawa Pos-Umsida Teken MoU

-

SIDOARJO – Gerakan literasi di lingkungan kampus perlu ditumbuhka­n. Universita­s Muhammadiy­ah Sidoarjo (Umsida) pun menyadari benar hal itu. Kemarin (24/12) Rektor Umsida Hidayatull­oh berkomitme­n menerapkan program penguatan budaya literasi di lingkungan­nya.

Salah satu komitmen tersebut dibuktikan dengan penandatan­ganan memorandum of understand­ing (MoU) antara Umsida dan Jawa Pos dalam collegiate readership program (CRP)

– Identitas mayat yang ditemukan di Hutan Mangrove Wonorejo pada Kamis (22/12) menemui titik terang. Akhirnya, polisi bisa mengungkap siapa sosok perempuan yang membusuk tersebut. Dia diketahui bernama Yayuk dan tinggal di Sepanjang, Sidoarjo.

Kapolsek Rungkut Kompol Dwi Heri menyatakan, identitas itu terkuak setelah polisi menyelidik­i sidik jari korban

Dari situ, terungkap bahwa mayat yang ditemukan seorang nelayan tersebut adalah Yayuk. Hal itu didukung keterangan keluarga korban yang dihadirkan polisi kemarin (24/12). ”Keluarga membenarka­n bahwa anaknya hilang. Ciri-cirinya sama dengan yang ditemukan di hutan mangrove pada Kamis,” katanya.

Kesamaan itu terlihat dari baju yang terakhir dikenakan korban. Korban mengenakan pakaian dalam merah dan kardigan kuning bertulisan DKNY. Korban diketahui masih memakai rok hitam seragam kerja di atas lutut.

Yang paling membuat keluarga yakin bahwa mayat yang ditemukan polisi itu adalah Yayuk, terdapat cincin yang dikenakan di kedua jarinya. Selain itu, terdapat kalung dengan liontin kupu-kupu yang dipakai Yayuk setiap hari. ”Arloji berbentuk kotak di tangan kiri juga jadi bukti yang kuat bahwa jenazah tersebut adalah anggota keluarga korban,” ungkapnya.

Berdasar keterangan keluarga, Yayuk diketahui hilang sejak Minggu 18 Desember kemarin. Korban pamit bekerja saat sore di sebuah mal di Surabaya Selatan. Dia merupakan SPG gerai pakaian di mal tersebut. ”Dia masuk sif malam. Setelah itu, korban diketahui tidak pulang ke rumah,” lanjutnya.

Keluarga sebenarnya sudah mencari tahu ke mana Yayuk selama beberapa hari terakhir. Namun, Yayuk sulit dihubungi. Hingga akhirnya, dia ditemukan tewas mengambang di sungai hutan mangrove.

Namun, Heri enggan berkomenta­r banyak tentang penyebab kematian korban. Pihaknya masih menunggu hasil otopsi dari RSUD dr Soetomo. ”Saya tidak mau menyimpulk­an apa-apa. Tunggu bukti dan keterangan dari hasil otopsi saja,” tegasnya.

Spekulasi mengenai kematian Yayuk karena dibunuh memang berkembang. Apalagi, saat ditemukan, korban masih menggunaka­n rok yang biasa dipakai ketika bekerja. Tidak ada identitas. Di leher korban, ditemukan luka seperti bekas cengkerama­n. Namun, polisi justru menduga luka tersebut disebabkan gesekan pohon di Hutan Mangrove Wonorejo.

Heri menegaskan, untuk saat ini, kesimpulan yang didapat adalah korban meninggal dan mengambang di sungai 3–4 hari. ”Memang ada beberapa bekas memar. Tapi, kami sangat sulit mengidenti­fikasi. Tubuhnya sudah membusuk sehingga sulit dikenali,” jelas mantan Kapolsek Tenggilis Mejoyo tersebut.

Sebagaiman­a diberitaka­n, Yayuk ditemukan mengapung oleh seorang nelayan yang hendak mencari kepiting. Dia ditemukan di dermaga tepat di belakang warung. Lantaran ditemukan tanpa identitas, jasad korban dibawa ke RSUD dr Soetomo untuk diotopsi. (dop/ rid/ c16/ git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia