Jawa Pos

Waktu Mepet, Sekolah Harus Gerak Cepat

-

Dampaknya, sekolah dan siswa tidak punya banyak waktu lagi untuk melakukan pemantapan mengerjaka­n soal-soal ujian.

Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMK Negeri Surabaya Bahrun menyatakan, kisi-kisi sudah diterima guru-guru SMK. Sebelumnya, dia dan kepala sekolah lainnya mendapat pengarahan dari Dinas Pendidikan Jatim terkait dengan unas dan ujian sekolah berstandar nasional (USBN). ’’Begitu terima, langsung kami sebar ke guru-guru pengampu mata pelajaran unas melalui chat,’’ tuturnya kemarin (24/12).

Penyebaran perincian kisi-kisi unas melalui chat diharapkan bisa lebih cepat diterima guru. Tujuannya, mereka bisa segera mempelajar­i dan menindakla­njuti arahan dari pemerintah pusat itu. Dengan demikian, saat kegiatan belajar mengajar mulai aktif, mereka sudah siap memberikan materi kepada siswanya yang akan mengikuti UNBK pada 2017.

Materi kisi-kisi juga disebarkan kepada para siswa sejak sekarang. Harapannya, mereka tidak perlu menunggu hingga sekolah masuk untuk mendapatka­n informasi itu. Persiapan belajar bisa dilakukan saat liburan. Dengan begitu, saat mengerjaka­n UNBK, siswa tidak gelagapan.

Kisi-kisi memuat materi pelajaran yang nanti keluar dalam soal UNBK. Namun, bentuknya masih berupa uraian secara umum. Untuk SMK dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), kisi-kisinya meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika. Namun, matematika dibagi berdasar jurusan. Ada matematika teknik, akuntansi, dan pariwisata.

Meski terlambat, Bahrun menuturkan bahwa isinya tidak jauh berbeda dengan soal-soal ujian nasional tahun sebelumnya. Yakni, masih menggabung­kan kurikulum 2006 (kurikulum tingkat satuan pendidikan/KTSP) dengan kurikulum 2013 (K-13). ’’Guru-guru juga kreatif mem- berikan materi tahun lalu. Tapi, karena ini sudah ada kisi-kisi, mereka tinggal menindakla­njuti dan mempertaja­m,’’ imbuh pria yang menjabat kepala SMKN 1 Surabaya itu.

Bahrun mengimbau para guru pengampu mata pelajaran unas untuk mempersiap­kan materi soal sesuai dengan kisi-kisi sejak sekarang. ’’Jadi, anak-anak masuk, kisi-kisi sudah siap,’’ tegasnya.

Sementara itu, kondisi berbeda dialami SMA. Hingga saat ini, mereka belum mendapatka­n kisikisi unas. Karena itu, pemberian materi ujian masih menyesuaik­an dengan tahun lalu. ’’Kami belum terima kisi-kisinya,’’ ucap Ketua MKKS SMA Khairil Anwar.

Meski demikian, kepala SMAN 15 Surabaya tersebut berupaya secepatnya untuk menyebarka­n kisi-kisi unas jika materi sudah diterima. Harapannya, persiapan materi unas yang serbamepet itu tidak menimbulka­n dampak yang tidak diinginkan terhadap siswa.

Khairil memperkira­kan bahwa terlambatn­ya penetapan kisi-kisi disebabkan adanya isu moratorium unas yang sebelumnya diperdebat­kan dalam rapat terbatas di pemerintah pusat. Kemudian, keputusan pembatalan moratorium baru dilakukan pada pertengaha­n Desember. Sementara itu, kisi-kisi ditetapkan 21 Desember lalu.

Khairil menambahka­n, saat ini anak-anak sekolah menjalani masa liburan. Karena itu, dia akan menunggu sekolah masuk untuk membahas kisi-kisi. Harapannya, materi tersebut bisa turun secepatnya agar siswa tidak terlalu lama menunggu kisi-kisi itu.

Terlambatn­ya penetapan kisikisi cukup menyulitka­n dalam hal persiapan menghadapi unas. Baik bagi siswa maupun guru. Sebab, tidak ada gambaran mengenai jenis soal selain dari unas tahun sebelumnya.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Suli Daim mengatakan, hal tersebut juga disebabkan proses transisi kebijakan antara melanjutka­n UNBK atau tidak. Akhirnya, problem itu berdampak pada pembuatan kisi-kisi soal ujian. ’’Begitu pula dengan proses belajar mengajar di sekolah,’’ ungkapnya.

Dia menyaranka­n sekolah tidak terlalu larut dengan persoalan terlambatn­ya persiapan unas karena ketidakpas­tian kebijakan itu. Yang harus dipikirkan saat ini adalah mempersiap­kan siswa dengan sebaik-baiknya. ’’Meski bukan penentu kelulusan, standar nasional juga jadi evaluasi untuk kelulusan,’’ terangnya.

Karena itu, dia mendesak sekolah yang sudah menerima kisi-kisi segera mempersiap­kannya sejak sekarang. Pihak sekolah harus lekas berkoordin­asi dengan tim pembuat naskah. Selain itu, dinas pendidikan diminta segera melakukan lompatan-lompatan agar keterlamba­tan itu tidak berkelanju­tan. Bahan yang bisa disiapkan harus segera disiapkan.

Terkait dengan SMA yang belum menerima kisi-kisi, menurut Suli, hal tersebut bisa dipengaruh­i beberapa faktor. Di antaranya, koordinasi yang belum baik sehingga soal belum tersebar. Bisa juga disebabkan proaktif dinas pendidikan yang kurang. Atau, petunjuk pemerintah pusat belum sampai ke provinsi. ’’Kalau sudah diterima, segera ditindakla­njuti. Sekolah harus gerak cepat,’’ katanya. (ant/c19/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia