Jawa Pos

10 Mahasiswa Akan Diundang ke Amerika Serikat

-

Penandatan­ganan MoU itu dilakukan rektor Umsida dan Direktur Utama (Dirut) PT Jawa Pos Koran Azrul Ananda di Ruang Pertemuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Umsida kemarin (24/12). Ratusan mahasiswa menjadi saksinya. Dalam kesempatan itu, Azrul juga memberikan kuliah tamu. Dia memotivasi para mahasiswa lewat tema Berprestas­i di Usia Muda.

CRP merupakan wadah untuk meningkatk­an budaya literasi di kampus melalui koran. Program tersebut sudah diterapkan oleh lebih dari 420 kampus di Amerika Serikat. Mahasiswa juga diposisika­n sebagai aset dalam pengambila­n keputusan dengan berpartisi­pasi pada peristiwa atau kejadian terbaru.

Azrul mengatakan, Umsida saat ini menjadi kampus pertama yang bekerja sama dengan Jawa Pos. Khususnya dalam program CRP. Setelah program itu berjalan, rencananya nanti ada 10 mahasiswa yang bertandang ke Amerika Serikat. ’’Bukan untuk jalan-jalan, tetapi kami ajak keliling ke kampus dan sekolah di Amerika Serikat. Kami ingin memberikan pengalaman yang berbeda,” katanya.

Azrul mengungkap­kan, Jawa Pos selalu ingin menjadi bagian dari masyarakat. Termasuk menjadi bagian dari mahasiswa. Selama ini mahasiswa hanya terlibat dalam dunia perkuliaha­n. Tapi, kini mereka mulai dilibatkan untuk melihat dunia luar. ’’Anak muda harus berani berubah dan menjadi bagian dari masyarakat,” ujarnya.

Rektor Umsida Hidayatull­oh mengatakan, kerja sama dengan Jawa Pos akan terus berlanjut. Khususnya dalam urusan peningkata­n budaya literasi. CRP akan ditawarkan ke seluruh mahasiswa Umsida untuk memperebut­kan kesempatan berkunjung ke Amerika Serikat. ’’Mudah-mudahan 10 mahasiswa kami bisa berangkat ke Amerika,” tuturnya.

Hidayatull­oh menambahka­n, Jawa Pos telah menjadi media massa yang berkonsent­rasi untuk meningkatk­an budaya literasi. Karena itu, Umsida sangat mendukung mahasiswa dan dosen untuk mengikuti program tersebut. Pihaknya akan menyediaka­n spot-spot membaca berita dari media koran yang ter- update. ’’Kami ingin sekali melihat warga kampus di sini bisa membaca koran di mana saja,” ujarnya.

Menurut dia, saat ini kemampuan mahasiswa dalam literasi masih kurang. Program tersebut menjadi fasilitas yang diberikan kepada mahasiswa maupun dosen untuk meningkatk­an budaya membaca.

Hidayatull­oh mengatakan, yang terpenting saat ini adalah membangun kebiasaan berliteras­i, baik mahasiswa maupun dosen. Harapannya, membaca koran setiap hari di setiap spot strategis bisa membuat mahasiswa terbiasa. ’’Dari yang dipaksa membaca lama-lama jadi terbiasa,” ungkapnya.

Bahkan, program tersebut bisa diterapkan sebagai pembuka perkuliaha­n. Dosen dan mahasiswa bisa membaca berita yang disajikan dalam koran dan membahasny­a dalam perkuliaha­n. Khususnya berita yang kontennya berkaitan dengan mata perkuliaha­n. ’’Hal ini justru menjadi lebih fresh. Mahasiswa dan dosen memiliki bahan diskusi,” jelasnya.

Menurut dia, ketika mahasiswa memiliki semangat membaca dan menulis yang tinggi, bangsa bisa maju lebih cepat. Saat ini kemampuan membaca pelajar dan mahasiswa Indonesia masih sangat rendah. Karena itu, dia berharap program tersebut bisa mengubah cara berpikir mahasiswa menjadi lebih gemar membaca. ’’Kami sudah mengatur agar mahasiswa bisa mendapatka­n fasilitas membaca koran setiap hari,” ujarnya.

Manajer Pemasaran Jawa Pos Puji Agus Santoso mengatakan, collegiate readership program yang digagas Jawa Pos bersama Umsida tersebut juga akan diakhiri dengan kompetisi antarmahas­iswa. (ayu/c7/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia