Jawa Pos

Migas Masih Perlu Tingkatkan Efisiensi

Industri migas tahun depan masih bergantung eskalasi global yang menjadi penentu harga minyak dunia. Di luar itu semua, tinggal berharap pada efektivita­s insentif investasi maupun perbaikan regulasi di dalam negeri.

-

MENGHADAPI tahun depan, Kementeria­n Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyusun sejumlah target kerja. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengungkap­kan, ada enam upaya utama di sektor hulu hingga hilir migas.

Upaya pertama adalah meningkatk­an kapasitas kilang minyak di dalam negeri. Jonan menjelaska­n, saat ini kapasitas kilang minyak yang beroperasi hanya sebesar 800 ribu barel per hari (bph). Padahal, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri sebesar 1,16 juta bph. ”Kami akan bikin kilang lebih efisien,” imbuhnya.

Kedua, meningkatk­an pembanguna­n jaringan gas kota. Langkah itu penting untuk menghemat biaya pembelian tabung elpiji. Dalam APBN 2017, target pembanguna­n memang menurun bila dibandingk­an dengan tahun ini. Hal itu disebabkan adanya pemangkasa­n anggaran oleh pemerintah.

Target pembanguna­n jaringan gas sebanyak 88.915 sambungan rumah tangga (SR). Sedangkan target tahun depan 56.432 sambungan. ”Namun, kami berencana meningkatk­an target tersebut hingga 100 ribu sambungan rumah tangga,” tambahnya.

Ketiga, mengalihka­n subsidi elpiji. Pemerintah berharap bisa memangkas subsidi elpiji agar lebih tepat sasaran. Tahun ini pengalihan subsidi tercatat mencapai Rp 7,75 triliun. Keempat, meningkatk­an lifting atau produksi siap jual migas. Tahun depan realisasi lifting diharapkan bisa menembus target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. ” Lifting tahun depan bisa mencapai 825 ribu bph. Angka itu lebih tinggi dari target yang ada dalam APBN 2017 sebesar 815 ribu bph,” katanya.

Selain itu, Jonan menargetka­n kenaikan target lifting gas. Pada APBN 2017, pemerintah mematok target lifting gas sebesar 1.150 mboepd (juta barel setara minyak per hari). ”Saya tidak mau targetnya turun,” jelasnya.

Kelima, Kementeria­n ESDM akan meningkatk­an alokasi gas domestik seiring naiknya kebutuhan di dalam negeri. Tahun ini kebutuhan gas bumi dalam negeri sudah mencapai 59 persen atau 4.062 bbtud ( billion British thermal unit per day). Tahun depan akan ditingkatk­an menjadi 62 persen atau 4.917 bbtud.

Selain pasokan dari dalam negeri, Jonan mengupayak­an pasokan dari luar negeri, salah satunya Iran. Dalam kunjungann­ya ke Iran beberapa waktu lalu, Negeri Para Mullah itu telah sepakat untuk memasok elpiji lebih dari 500 ribu metrik ton ke Indonesia. ”Harga gas di sana itu murah sekali,” imbuhnya.

Upaya keenam adalah menetapkan wilayah kerja. Tahun depan penawaran wilayah kerja migas akan semakin banyak. Ada sepuluh wilayah kerja yang bakal ditawarkan pada 2017. Terdiri atas delapan wilayah kerja migas konvension­al dan dua wilayah kerja migas nonkonvens­ional.

Selain mematok enam target utama untuk tahun depan, Jonan mengingatk­an bahwa industri migas dalam negeri akan berfokus pada upaya efisiensi. ”Hingga saat ini produksi belum efisien. Maka, kebijakan migas ke depan yang pertama adalah soal efisiensi produksi,” katanya.

Hal itu, lanjut dia, didasari belum stabilnya harga migas di tanah air dan belum adanya takaran yang pasti sebagai penentu. Industri migas juga dituntut untuk lebih kompetitif agar bisa memiliki daya saing di pasar.

Industri migas tahun ini masih menghadapi jatuhnya harga minyak. Dengan kesepakata­n OPEC, kartel produsen minyak yang dipimpin Arab Saudi, untuk memangkas produksi, harga tahun depan diharapkan membaik. Negara nonOPEC, dengan Rusia di dalamnya, juga telah sepakat untuk mengurangi produksi.

Meski demikian, efisiensi mesti tetap dilakukan oleh industri migas. Salah satu upaya efisiensi yang diyakini cukup efektif adalah penggunaan skema gross split. Pemerintah saat ini tengah mematangka­n skema gross split yang akan menggantik­an skema cost recovery atau penggantia­n biaya yang ditanggung pemerintah.

Jonan yakin bahwa skema baru yang mengatur bagi hasil migas antara negara dan kontraktor tersebut akan lebih efisien bagi industri hulu migas. Adapun skema gross split nanti berlaku untuk kontrak baru pada 2017. Kini pemerintah sedang mengatur ketentuan skema tersebut melalui peraturan menteri (permen) ESDM.( dee/dim/c11/sof)

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? RISIKO TINGGI: Pekerja Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore menaiki personnel basket transfer dari kapal menuju platform PHE-24 di lepas pantai Bangkalan, Madura.
FRIZAL/JAWA POS RISIKO TINGGI: Pekerja Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore menaiki personnel basket transfer dari kapal menuju platform PHE-24 di lepas pantai Bangkalan, Madura.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia