Jawa Pos

Jadikan Kayu Manis Spiritual Company

-

KUE klasik ternyata diburu konsumen karena membangkit­kan memori masa lalu. Setelah sukses menjual spiku kukus, Irham merambah kue-kue klasik lainnya. Kue kering dipilih karena lebih tahan lama jika dibandingk­an dengan kue basah yang hanya tahan empat hari karena terbuat dari bahan alami.

’’Rencananya, kami ingin membuat kue kering. Tetapi, kami masih survei kue klasik apa lagi yang ingin dikembangk­an,” ujar pria kelahiran Surabaya tersebut.

Irham memilih brand Kayu Manis yang menjadi salah satu bahan pembuatan spiku. Nama Spikus tak bisa digunakan setelah gagal dipatenkan. Sebab, nama itu mirip dengan salah satu brand yang lebih dulu dipatenkan orang lain.

Dia mengakui, edukasi kepada masyarakat memang menjadi bagian terberat. ’’Jadi, Spikus tetap digunakan sebagai nama produk, tetapi ada tulisan by Kayu Manis,” ucap pria 26 tahun tersebut. Karena itu, dia berniat mengembang­kan varian kue klasik di bawah bendera Kayu Manis.

Irham juga berencana membuat outlet Spikus di Surabaya untuk memperluas pemasaran. Selain melalui media sosial, Spikus dipasarkan 80 reseller. ’’Kami ingin memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Salah satunya, menjadikan mereka sebagai reseller,” tuturnya.

Meski masih muda, Irham mengikuti training pengembang­an sumber daya manusia (SDM) dan kajian tentang pengembang­an spirituali­sme karyawan. Pengembang­an SDM tidak hanya berlaku bagi karyawan, tetapi juga menjangkau keluarga karyawan. ’’Kami juga berencana memiliki lembaga pembiayaan berasas syariat untuk karyawan,” ujarnya. (vir/c18/noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia