Jawa Pos

Rumah Kosong, 100 Gram Emas Raib

-

SURABAYA – Warga Metropolis diminta tetap waspada dengan kejahatan menjelang akhir tahun. Sebagaiman­a dugaan awal, banyak pelaku 3C yang memanfaatk­an liburan panjang dengan berkeliara­n. Salah satu buktinya adalah pencurian di Wisma Pagesangan III/ 46

Pelaku mengacak-acak isi kamar dan menggondol berbagai macam perhiasan emas seberat 100 gram yang disimpan di laci.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (24/12), tapi baru dilaporkan keesokan harinya (kemarin). Pemilik rumah bernama Ashari S. Dia baru mengetahui pencurian tersebut pada pukul 22.00. ”Saya pergi keluar rumah pukul 19.00,” katanya kepada polisi yang melakukan olah TKP.

Ketika masuk rumah, dia mendapati kamar tidur di dekat ruang tamu sedikit terbuka. Isinya sudah berantakan. Lemari pakaian amburadul. Kemudian, Ashari mengecek kotak perhiasan yang tersimpan di dalam laci. Hasilnya, kunci kotak itu dicongkel pelaku. Isinya pun raib digondol.

Mendapati rumahnya disatroni maling, dia melapor kepada Polsek Jambangan dini hari kemarin. Pukul 01.30 dia menemui petugas yang berjaga di sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT). Ketika itu dia dimintai keterangan singkat tentang kronologi pencurian.

Kepolisian lantas mendatangi rumah korban kemarin pukul 10.30. Tim Inafis didatangka­n untuk mencari jejak pelaku. Mereka menyisir seisi rumah. Mulai pintu, jendela, hingga ruang tamu. Alat pencari sidik jari berbentuk serbuk ditaburkan di tembok rumah. ”Kami datangkan anjing pelacak agar bisa mengendus jejak pelaku,” terang Kapolsek Jambangan Kompol Gatot Harianto.

Dugaan awal, pelaku mengamati situasi rumah tersebut sejak lama. Mereka masuk lewat pintu depan yang mudah dilompati. Setelah itu, pelaku mencongkel jendela. Melihat kondisi TKP, pelaku diduga lebih dari satu orang.

Wisma Pagesangan sebenarnya sudah menerapkan pola one gate system. Perumahan tersebut dijaga petugas sekuriti yang juga rutin berpatroli. ”Dari caranya, pelaku terlihat tenang. Walaupun satu pintu, mereka berani masuk,” jelasnya.

Pelaku diduga masuk memakai mobil. Sebab, biasanya petugas sekuriti perumahan tidak terlalu memeriksa mobil yang masuk. Berbeda dengan sepeda motor yang wajah pengendara­nya bisa dikenali. Kalau ada orang asing yang naik motor, petugas sekuriti perumahan langsung menghentik­an untuk menanyakan identitas.

Berdasar data yang dimiliki kepolisian, pelaku pembobolan rumah umumnya beranggota 4–5 orang. Banyak jaringan yang masih berkeliara­n. ”Ada beberapa yang jadi target operasi penangkapa­n. Mereka berasal dari luar kota. Sangat mungkin, mereka adalah salah satu jaringan yang beroperasi itu,” tambahnya. (did/c16/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia