Jawa Pos

Pemerintah Tak Resah meski Kurang Semarak

-

JAKARTA – Kurang semaraknya pesta demokrasi di sebagian besar daerah peserta Pilkada 2017 tidak membuat pemerintah pusat resah. Sebab, pemerintah yakin bahwa kualitas pilkada tidak bisa hanya diukur dengan kesemaraka­n fisik.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, kualitas pilkada dinilai dari seberapa jauh pelaksanaa­nnya bisa menghasilk­an pemimpin yang berkualita­s. ”Soal ramai dan tidak, ukuran kualitas bukan di situ. Pengertian kualitas ya masyarakat pilih calon pemimpin yang amanah,” ujarnya di kantor Kemendagri kemarin (26/12).

Selain itu, papar dia, kesemaraka­n fisik tidak selalu berbading lurus dengan partisipas­i masyarakat pada hari pemungutan suara. ” Yang penting, peningkata­n partisipas­i keamanan terjamin. Itu saja intinya,” imbuh pria kelahiran Solo tersebut.

Meski demikian, dia membantah anggapan bahwa pemerintah lepas tangan. Tjahjo menjelaska­n, pihaknya sudah berupaya maksimal agar Pilkada 2017 lebih ramai jika dibandingk­an dengan Pilkada 2015.

Dalam segi regulasi, misalnya, UU Pilkada yang disusun jajarannya sudah mengembali­kan kewenangan calon untuk mengelola alat peraga kampanye. Sedangkan di pilkada sebelumnya, pengelolaa­n alat peraga kampanye di- cover anggaran pemerintah daerah.

”Paslon (pasangan calon, Red) diberi kewenangan untuk pasang atribut, beli kaus, baliho, dan sebagainya. Kalau dulu kan enggak,” imbuhnya. Selain itu, di sisa waktu sekitar satu bulan menjelang pemungutan suara, pemerintah juga terus membantu sosialisas­i pilkada kepada masyarakat.

Secara kelembagaa­n, mantan Sekjen PDIP itu juga berharap peningkata­n partisipas­i masyarakat. Terkait dengan angkanya, Tjahjo enggan mematok. Yang terpenting, persentase­nya melebihi angka pada Pilkada 2015. ”Kalau kemarin hampir 70-an persen, kalau bisa sekarang meningkat,” ucap dia.

Seperti diketahui, tim monitoring Kemendagri menemukan 80 persen daerah peserta pilkada yang tidak semarak. Indikasiny­a terlihat dari minimnya alat peraga di jalanan, kampanye yang sepi, hingga pengetahua­n masyarakat yang minim soal pilkada.

Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Penyelengg­ara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqi­e mengusulka­n agar pemerintah mengganden­g pengusaha untuk mengeluark­an dana sosial. Sebab, persoalan kesemaraka­n bukan hanya tugas Komisi Pemilihan Umum (KPU), melainkan juga pemerintah.

Jimly menilai kesemaraka­n sebagai hal penting. Sebab, dengan kesemaraka­n, ada pendidikan politik dan partisipas­i masyarakat yang membuat pilkada menjadi berkualita­s. (far/c11/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia