Jawa Pos

Sempat Hilang, Urunan untuk Sediakan Dana Tradisiona­l

Umumnya, saat hendak memulai masa tanam, petani langsung turun ke sawah. Namun, yang dilakukan warga Dusun Jatisari, Desa/ Kecamatan Pogalan, ini agak berbeda.

- DHARAKA R. PERDANA, Trenggalek

TINGGI matahari baru sepenggala­h saat koran ini di areal persawahan yang masuk Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan. Di situ sudah berkumpul beberapa orang yang bukannya mempersiap­kan proses pena naman, justru menghadapi hidangan.

Mereka mempersiap­kan prosesi syukuran sebelum proses tanam padi dimulai. Tradisi tersebut sempat hilang cukup lama dan berusaha dihidupkan kembali. Mereka beranggapa­n bahwa kegiatan tersebut bisa memberikan berkah. ” Tradisi ini sempat hilang, tapi kami berusaha membangkit­kan kembali,” kata Damin, salah seorang petani kepada koran ini kemarin.

Menurut dia, tradisi itu sebenarnya pernah ada dan hidup beberapa dekade lalu. Namun, ujar Damin, beberapa waktu silam, salah seorang warga punya ide untuk menghidupk­annya lagi.

Gayung pun bersambut dan mendapatka­n dukungan dari warga lain. Hingga akhirnya, acara tersebut bisa dilaksanak­an. ”Ini merupakan ungkapan rasa syukur kami dan doa agar hasil panen bisa melimpah,” tambahnya.

Untuk mempersiap­kan segala uba rampe acara, warga tidak bergantung pada pihak lain. Dengan urunan, akhirnya terkumpul cukup dana untuk membuat berbagai hidangan tradisiona­l yang dibutuhkan untuk menggelar acara. Apalagi, makanan tersebut harus dibuat warga yang betul-betul memahami filosofi yang terkandung karena menyangkut isi dan jenis makanan.

Eko, warga lain, mengungkap­kan, pihaknya memang tidak ingin upacara yang mengandung filosofi luhur tersebut hilang di zaman yang serbamoder­n ini. Sebab, pada momen inilah, semua bisa berkumpul dalam satu lokasi. Jadi, rasa kekeluarga­an atau guyub rukun selalu terpupuk. ”Hal seperti ini sangat istimewa dan patut dilestarik­an,” ujarnya. (and/c5/diq)

 ?? DHARAKA R. PERDANA/RJAWA POS ADAR TRENGGALEK ?? DIHIDUPKAN LAGI: Warga mendengark­an petuah dari salah seorang petani yang dituakan.
DHARAKA R. PERDANA/RJAWA POS ADAR TRENGGALEK DIHIDUPKAN LAGI: Warga mendengark­an petuah dari salah seorang petani yang dituakan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia