Meninggal Tertembak Pistol Ayah
Ikut Ancam Kenaikan Pangkat
JENEPONTO – Muhammad Alif, 14, kehilangan nyawa dengan tragis. Siswa SMP itu terkena tembakan pistol milik ayahnya, yaitu Aiptu Tengku, warga Kampung Tanrusampe, Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu malam (25/12). Tengku adalah seorang polisi yang bertugas di Polres Jeneponto di SPK C Polres Jeneponto.
Alif, sapaan Muhammad Alif, saat itu memainkan pistol milik ayahnya. Beberapa waktu kemudian, senjata api jenis revolver yang merupakan senjata Dinas Penjagaan Polres Jeneponto meletus dan menembus dadanya. Selain menembus dada dan pinggul belakang Alif, peluru tersebut menembus kaca jendela rumah Tengku.
Kapolres Jeneponto AKBP Hery Susanto yang datang di tempat kejadian perkara (TKP) mengungkapkan, kejadian tersebut bermula ketika pistol itu disimpan Tengku di dalam kamar, tepatnya di atas lemari. Namun, saat mau berangkat ke Polres Jeneponto, pistol tersebut lupa dibawa. Tengku pun kembali ke rumahnya sekitar pukul 19.30 Wita.
”Saat itulah, si anak ini mengambil pistol milik ayahnya dan memainkan pistol tersebut. Selang beberapa waktu, pistol itu meletus dan mengenai dada anaknya,” ungkapnya. Alif sempat dilarikan ke RSUD Lanto Daeng Pasewang dengan menggunakan motor. Sayang, dia meninggal dalam perjalanan.
Saat ini pihak Polres Jeneponto masih melakukan penyelidikan terhadap tewasnya Alif akibat pistol milik ayahnya. Bahkan, lanjut Hery, dia bersama pihak propam polda melakukan pemeriksaan senpi para kepolisian setempat. ”Kalau dikatakan lalai, otomatis sudah lalai, tapi di level penyimpanan senjata. Karena itu, tetap kami proses dengan melihat sejauh mana kesalahannya,” ujar Hery.
Namun, tambah dia, jika melihat kejadian tersebut, anggotanya itu bisa terancam kenaikan pangkat. Ada beberapa tingkatan hukuman. ”Bisa saja, Tengku itu paling dilakukan penundaan pangkatnya,” terangnya.
Dia menjelaskan, kejadian tersebut harus dijadikan pembelajaran. Peristiwa tragis itu tidak boleh terjadi lagi. ”Kejadian yang menimpa rekan kami, Aiptu Tengku, bisa dijadikan pembelajaran. Ini bisa dikatakan suatu kemundurun atau jalan ditempat,” jelasnya.
Hery berharap anggota yang membawa senpi selalu menjaga keamanan diri dan senpi yang dipinjamkan. ”Senpi selalu menempel di badan, baik diselipkan di pinggang maupun menggunakan sarung pistol,” tegasnya. (taq/JPG/c5/diq)