Jawa Pos

Mabuk, Ikan Danau Singkarak Mengapung

-

DIDUGA akibat pengaruh belerang gunung berapi, ribuan ikan di kawasan dermaga Danau Singkarak, Kecamatan X Kotosingka­rak, Solok, Sumatera Barat (Sumbar), mabuk dan mengapung. Bukannya musibah, kondisi tersebut justru membuat masyarakat sekitar danau panen raya.

Bahkan, jenis ikan yang biasanya sulit didapat nelayan justru muncul ke permukaan. Namun, akibat banjirnya pasokan ikan, harga ikan di pasaran turun drastis. Untuk menyiasati hal itu, para nelayan harus menjual ikannya ke pasar Surian dan Muaralabuh, Solok Selatan.

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres ( Jawa Pos Group) kemarin (26/12) mengungkap­kan, fenomena aia abah (ikan mabuk) tersebut sering dijumpai masyarakat pinggiran danau sejak beberapa tahun lalu. Kondisi itu diyakini masyarakat akibat pengaruh belerang. Sebab, air yang sedikit menghitam juga mengeluark­an bau belerang.

Zulkifli, 54, salah seorang warga Singkarak, menyebutka­n, kondisi air danau berubah menjadi sedikit hitam sejak sepekan terakhir. Namun, puncak pusingnya ikan terjadi sejak dini hari kemarin. Semua jenis ikan mengapung dan berlarian menuju pinggiran danau untuk mencari sumber air bersih.

”Warna air sedikit hitam, tapi baunya menyengat hidung. Mungkin, itu yang membuat ikan mabuk,” terang Zulkifli.

Melihat kondisi ikan yang tak kuat bergerak, ratusan masyarakat berbondong-bondong menangkap ikan dengan peralatan seadanya. Bahkan, dalam waktu satu jam, seorang warga bisa mengumpulk­an dua baskom ikan.

Selain ikan bilih yang memang menjadi khas Singkarak, berbagai jenis ikan yang sulit didapat nelayan berhambura­n ke pinggir danau. Misalnya, jenis ikan garing, sasau, dan sebagainya. Bahkan, ikan kuning yang biasanya hidup di karang dengan kedalaman lebih dari 20 meter juga teler ke permukaan. (rch/JPG/c21/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia