Binaraga Terbanyak Memakai Doping
Empat Atlet Jabar Dinyatakan Positif
JAKARTA – Teka-teki 12 atlet peraih medali PON XIX/Jawa Barat yang melakukan doping mulai terkuak ke permukaan. Mereka berasal dari empat cabang olahraga, yakni menembak, berkuda, angkat berat, dan binaraga.
Dari hasil tes yang dilakukan National Dope Testing Laboratory (Laboratorium Antidoping Internasional) di New Delhi, India, atlet cabang olahraga binaraga menjadi yang paling sering terlibat. Total, ada delapan atlet. Mereka menggunakan obat perangsang agar otot mereka terlihat sempurna saat lomba.
Para atlet yang melakukan doping itu rata-rata merupakan peraih medali emas dan perak. Atlet tuan rumah Jabar juga terindikasi melakukan doping ( selengkapnya lihat grafis). Para atlet tersebut akan diberi kesempatan untuk melakukan pembelaan di depan dewan disiplin pada Januari.
Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto tidak membantah dan mengiyakan sejumlah data yang diterima Jawa Pos itu. ’’Anda dapat dari mana? Padahal, itu masih sangat dirahasiakan lho,’’ jelasnya singkat.
Pria asal Jogjakarta tersebut menyatakan, ada sejumlah data yang cocok dengan data yang dia pegang saat ini. Hanya, mereka dilarang WADA (World Antidoping Agency) membocorkan data tersebut kepada publik sebelum adanya pembelaan dari para atlet yang tersangkut masalah doping itu.
Lagi pula, lanjut Gatot, semua elemen, baik PB PON (Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional), Lembaga Antidoping Indonesia (LADI), dan pihak Kemenpora, sudah berkomitmen mengumumkan secara resmi data para atlet tersebut pada Januari. Ketua Umum PB PON Ahmad Heryawan yang juga merupakan gubernur Jawa Barat akan mengumumkannya.
Senada dengan Gatot, Wakil Ketua Umum LADI Bayu Rahardian mengungkapkan, mereka sudah menyerahkan tanggung jawab pengumuman atlet tersangkut doping itu kepada ketua umum PB PON. ’’Sebenarnya saya sudah mendapatkan datadata tersebut. Tapi, biar yang berwenang saja yang mengumumkannya,’’ kata Bayu.
Di sisi lain, Cahyo Edi yang membidangi result manajemen LADI menuturkan, semua atlet yang diduga melakukan doping itu sudah dimintai klarifikasi secara lisan lewat sambungan telepon. ’’Tapi, kami juga akan mengundang mereka untuk mendengar pembelaan mereka secara langsung,’’ ungkap Cahyo.
Bila terbukti bersalah, ada sejumlah hukuman berat yang harus diterima para atlet doping tersebut. Mulai pencabutan gelar, mengembalikan bonus dari pemerintah, serta tidak akan dimasukkan ke kontingen Indonesia di SEA Games Kuala Lumpur pada 2017. Selain itu, mereka terancam dihukum selama empat tahun tidak mengikuti kejuaraan olahraga mana pun.
Adanya kasus doping ini bakal mempengaruhi perolahan medali PON. Meski begitu tidak akan menggeser posisi Jawa Barat sebagai juara umum PON. Sebab, pada PON lalu, Jabar mendapakan 217 emas. Jauh di bawah Jatim di posisi kedua dengan 132 emas. (ben/c5/tom)