Sekolah Tunggu Juklak Unas Versi Baru
SURABAYA – Ada yang berbeda dalam pelaksanaan ujian nasional (unas) pada April nanti. Salah satunya mata pelajaran (mapel) yang akan diujikan di tingkat SMA. Sebelumnya ada enam mapel yang diujikan. Namun, tahun ini hanya empat mapel.
Enam mapel yang diujikan sebelumnya adalah matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan tiga mapel jurusan. Untuk jurusan IPA, ada fisika, kimia, dan biologi. Untuk jurusan IPS, ada geografi, sosiologi, dan ekonomi. Untuk jurusan bahasa, ada mapel sastra Indonesia, antropologi, dan bahasa asing.
Tahun ini empat mapel itu, antara lain, matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, serta salah satu di antara tiga mapel jurusan. Siswa bebas memilih mapel yang diminati.
Wakil Kurikulum SMAN 16 Ridwan menyatakan tidak masalah jika hanya satu mapel yang dipilih dari tiga mapel jurusan. Toh, dalam ujian sekolah berstandar nasional (USBN), mapel-mapel tersebut tetap ada
’’ Tidak masalah, tidak menentukan kelulusan,’’ katanya. Bahkan, tiga mapel menjadi satu mapel itu dinilai menguntungkan siswa. Sebab, siswa bisa lebih fokus belajar.
Hanya, pihaknya belum mengetahui petunjuk pelaksanaan (juklak) pemilihan mapel tersebut. Siswa dimungkinkan bisa memilih mapel sesuai dengan pilihannya. Namun, jika pilihan siswa berbeda-beda, akan merepotkan. ’’ Kalau UNBK (ujian nasional berbasis komputer) tidak masalah, tinggal klik. Tapi, kalau manual (berbasis kertas), mungkin repot,’’ jelasnya.
Karena itu, jika memang dibebaskan memilih, pihaknya akan mengarahkan siswa agar memilih mapel sesuai dengan pilihannya. Terutama yang sesuai dengan pilihan studi di perguruan tinggi. Misalnya, jika ingin studi teknik, siswa bisa mengambil fisika atau kimia. Jika ingin ke fakultas kedokteran, mereka mungkin bisa memperkuat biologi. ’’ Orientasinya ke perguruan tinggi,’’ tuturnya.
Matematika merupakan dasar dari alat, pola pikir, dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia penting karena merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sementara itu, bahasa Inggris merupakan bahasa komunikasi internasional. Untuk mapel sesuai jurusan, pihaknya mengajak siswa untuk memilih dengan baik.
Oktober lalu pihaknya sudah diminta membuat soal-soal oleh pemerintah pusat. Soal-soal tersebut sudah diserahkan dan menjadi bank soal bagi pemerintah pusat. Langkah selanjutnya menjadi kebijakan pusat untuk mengujicobakan serta menggabungkan soal-soal dari wilayahwilayah lain di Indonesia.
Sebagai guru bahasa Indonesia, Ridwan juga menggarisbawahi pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut dia, bahasa Indonesia tidak sulit. Siswa hanya butuh pemahaman tentang kebahasaan seperti tata kalimat, kalimat sumbang, serta makna implisit dan eksplisit. ’’ Sastra ada, tapi tidak banyak,’’ tuturnya.
Selama ini bahasa Indonesia masih dianggap susah. Padahal, bahasa Indonesia sebenarnya cukup mudah asal memahami konsepnya. Salah satu hal yang perlu dihindari saat belajar bahasa Indonesia adalah malas membaca. Sebab, bahasa sangat berkaitan dengan membaca. ’’ Terutama tentang studi kasus, bagaimana anak mengembangkan, apa makna lain dari teks itu, makna tersurat maupun tersirat,’’ katanya. Itu juga yang menjadi bagian dari high order thinking (HOT) atau pemikiran tingkat tinggi.
Ridwan mengatakan, saat siswa masuk sekolah pembelajaran semester genap akan dimulai. Pembelajaran semester genap setidaknya selesai pada Februari. Selanjutnya, siswa akan belajar materi-materi ujian, baik unas maupun USBN. Nanti juga ada tambahan jam belajar. Tambahan jam belajar itu diperkirakan dimulai pertengahan Januari. ’’ Yang penting siswa harus biasabiasa saja supaya tidak jadi beban. Asalkan belajarnya tepat sasaran dan sesuai kisi-kisi,’’ tuturnya.
Kepala SMAN 14 Muntiani menyampaikan, sosialisasi pilihan mapel dalam unas tersebut baru diberitahukan kepada siswa pada 3 Januari 2017. ’’ Pada hari pertama masuk sekolah itu, sekolah akan mengumpulkan siswa dan memberikan sosialisasi tentang mekanisme baru pelaksanaan unas,’’ ungkapnya.
Muntiani menuturkan, dalam kegiatan tersebut, siswa langsung diberi blangko pilihan mapel yang disediakan sekolah. Blangko tersebut wajib diisi. ’’ Langkah ini kami lakukan agar sekolah punya persiapan lebih dini dalam menghadapi unas,’’ jelasnya.
Selain siswa, seluruh guru akan mendapatkan pembekalan mengenai mekanisme unas yang baru. Salah satunya tentang rencana pembagian kerja dan penyiapan program di setiap mapel. ’’ Rencananya, besok (hari ini, Red) guru mengadakan rapat untuk mempersiapkan mekanisme baru ini,’’ paparnya.
Meski begitu, Muntiani mengatakan bahwa sekolah tidak akan mengadakan persiapan berlebihan dalam menyambut unas model baru tersebut. Sekolah akan menjalankan persiapan seperti tahun lalu. Misalnya, latihan soal dan pembiasaan ujian menggunakan komputer.
Hal berbeda disampaikan Kepala SMA dr Soetomo I Nengah Sudiana. Menurut dia, mekanisme baru pelaksanaan unas membingungkan pihak sekolah. ’’ Katanya, siswa bisa bebas memilih. Tapi, pilihannya kapan mulai dan batasan akhirnya belum jelas. Kalau begini, sekolah yang kebingungan,’’ ungkapnya.
Nengah menerangkan, selain membingungkan, keputusan baru itu terlalu mepet dengan pelaksanaan ujian yang tinggal tiga bulan lagi. ’’ Kami serbakhawatir jika tidak ada juknis yang jelas mengenai mekanisme ini (unas, Red),’’ ucapnya.
Menurut Nengah, hari ini dirinya mengumpulkan seluruh guru dari berbagai mapel. Selain sosialisasi, acara itu akan dimanfaatkan untuk mempersiapkan guru dalam memberikan materi unas. Dia juga berencana mencari informasi langsung ke Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Nengah ingin mendapat kepastian sekaligus update informasi terbaru soal unas.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menuturkan, pemetaan terkait ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tengah dilakukan. Terutama untuk sekolah-sekolah yang menggunakan UNBK dan ujian nasional berbasis kertas.
Paling lambat, lanjut dia, petapeta yang dimaksud sudah ketemu pada 15 Januari. Dengan begitu, sekolah-sekolah yang membutuhkan sarana-prasarana komputer bisa segera dicarikan solusi. Termasuk kebutuhan testing centertesting center untuk mendukung UNBK. Untuk sekolah yang masih menjalankan ujian berbasis kertas, kata dia, kebutuhannya akan disampaikan ke pemerintah pusat setelah pemetaan. ’’ Karena itu memang harus segera,’’ jelasnya.
Ujian nasional berbasis kertas juga berkaitan dengan persiapan untuk mapel-mapel yang disiapkan sekolah. Meski begitu, Saiful mengungkapkan, sekolah yang melaksanakan ujian nasional berbasis kertas diprediksi tidak banyak. ’’ Mungkin untuk wilayah kepulauan saja,’’ tuturnya. (puj/elo/c15/oni)