Desta-Desty Akhirnya Pisah
Mendadak Jalani Operasi Emergency
SURABAYA – Bayi kembar siam asal Probolinggo, Desta Amadatuz Zahro dan Desty Amadatuz Zahru, harus menjalani operasi emergency kemarin (26/12) pukul 15.00. Sebab, ada organ di luar perut mereka yang diketahui pecah.
Nurul Iman, ayah Desta- Desty, terlihat menutup wajah dengan tangan. Dia duduk sendirian di ruang tunggu Gedung Bedah Pusat Terpadu ( GBPT) RSUD dr Soetomo. Dia menunggui anaknya yang menjalani operasi
”Tadi pukul 13.00 saya diberitahu dokter bahwa putri saya harus dioperasi,” katanya. Matanya berkaca-kaca.
Tim dokter kembar siam mengadakan rapat pada pukul 11.00. Yang dibahas adalah skenario untuk menangani si kembar. Sebenarnya kabar kegawatan itu diketahui sejak malam. Salah seorang dokter jaga memberikan kabar kepada dr Agus Harianto, ketua tim kembar siam RSUD dr Soetomo, bahwa omphalocele Desta-Desty pecah. Omphalocele adalah jaringan mirip balon yang berisi usus di luar perut. Agus menerima foto dari dokter jaga tersebut. Lalu, dia meneruskan laporan itu kepada tim kembar siam.
Langkah pertolongan pertama yang dilakukan adalah mengobservasi apakah ada pendarahan. Ternyata tidak. Tim medis memberikan ventilator untuk alat bantu napas. Agus menyarankan segera dilakukan operasi pada keesokannya pukul 09.00.
Sayang, trombosit dan darah merah untuk transfusi belum tersedia. Operasi diundur. Dokter neonatus memberikan perawatan pada atau robekan omphalocele. Targetnya adalah menstabilkan suhu tubuh dan gula darah DestaDesty. ”Rapat diputuskan, operasi harus dilakukan setelah ada darah untuk transfusi,” jelas Agus saat ditemui setelah rapat. Dokter spesialis bedah anak dan anestesi tentu sudah siap. Tidak lama berselang, darah didapatkan. Pukul 15.00 dijadwalkan operasi.
Irul, sapaan akrab Nurul Iman, dipanggil untuk mengetahui keputusan dokter. Dia diajak berunding mengenai risiko yang bisa terjadi jika bayinya tidak segera dipisahkan. Begitu juga risiko ketika bayi dipisahkan. Agus memberikan kabar kepada Jumani, istri Irul.
”Kalau tidak segera dipisahkan, omphalocele yang pecah bisa memicu infeksi,” kata Agus. Apalagi, dua bayi tersebut pernah mengalami infeksi pada tali pusar sehingga dirawat dengan cairan triple dye. Sejak awal datang, bau tali pusar Desta-Desty menyengat.
Kondisi itu makin parah karena Desta-Desty tidak memiliki anus. Selama ini, keduanya buang air besar melalui vagina. Pada Sabtu (24/12), keduanya sempat kembung karena tidak dapat buang air besar. Setelah dilakukan penanganan rectal tube, DestaDesty bisa buang air besar. Namun, tim medis harus memantau kondisi perut mereka yang rawan kembung.
Operasi kali ini juga dijadwalkan untuk pembuatan anus. Terutama untuk Desty yang memiliki hambatan pada saluran buang air besar. Selain tidak memiliki anus, si kembar memiliki masalah jantung. Desta mengalami hipertensi pulmonal (aliran darah tidak stabil). Belakangan, Desta diketahui mengalami patent ductus arteriosus (PDA, bocor jantung). Menurut Agus, dua hal itu bakal mempersulit operasi.
Menurut hasil rontgen dan USG, ada pembuluh darah besar yang terhubung di antara keduanya. Selain itu, usus bayi Desta masuk ke dalam omphalocele. Itulah yang membuat dokter bedah anak harus ekstra hati-hati.
Pukul 18.44 tadi malam, Agus memberikan gambar melalui WhatsApp kepada Jawa Pos. Dalam gambar tersebut diketahui bahwa Desta dan Desty dapat dipisahkan. Di ruang operasi, terlihat dua meja yang ditangani dua tim. ”Semoga selamat. Aamiin,” ucap Agus dalam WhatsApp. (lyn/c16/oni)