Jawa Pos

Bekas Sandaran Dipan Jadi Media Lukisan

Melihat Persiapan Amdo Brada Menggelar Pameran Seni di Hari Kasih Sayang

- MAYA APRILIANI

Barang tidak terpakai sering terabaikan, bahkan terbuang begitu saja. Namun, di tangan Amdo Brada dan rekan-rekannya, semua ’’sampah’’ itu bisa menjadi karya seni bernilai tinggi. Disulap menjadi lukisan, lentera, hingga karya instalasi.

TERAS studio Amdo Brada di kawasan Pondok Mutiara penuh dengan papan berukuran besar dan tebal. Papan-papan yang menutupi sebagian dinding teras tersebut tidak polosan. Di atasnya terdapat lukisan dengan beragam aliran. Ada realis, dekoratif, ekspresion­is, hingga ekspresion­is primitif. Para pelukisnya bebas melukis di atas kanvas papan tersebut tanpa dibatasi tema.

’’Bebas buat apa saja,’’ ujar Amdo Brada, perupa senior di Kota Delta. Menyambut Hari Kasih Sayang pada Februari mendatang, seniman 56 tahun tersebut telah menggagas sebuah event. Amdo akan memamerkan berbagai karya seni dari bahan daur ulang. Mulai lukisan sampai seni instalasi.

Papan yang digunakan untuk media lukisan seperti sandaran tempat tidur atau dipan. Tidak heran, ukuran dan bentuk papannya tidak beraturan. Bahkan, ada papan yang bentuknya melengkung. Terhadap papan seperti itu, ada pelukis yang memanfaatk­an sisi cekung, ada pula yang memilih sisi cembungnya.

’’Ada sembilan orang yang membuat lukisan ini,’’ kata Amdo seraya menunjukka­n lukisan-lukisan yang menumpuk di teras. Selain Amdo, ada karya milik Setyoko, Darganden, Bugi, Fauzi, Mat Mulyono, Budi Solaiman, Jo Jepra, dan Beni Dewo. Karya sembilan pelukis itu dipamerkan secara khusus di teras studio mulai 14 Februari tahun depan.

Selain potongan kayu, terdapat lukisan di atas potongan genting. Tidak ketinggala­n, karya seni berbahan spons dan tisu, talenan, sendok dan garpu, hingga tutup gelas dan kipas tangan. ’’ Dadi, opo ae iso digawe (jadi, apa saja bisa dibuat karya seni, Red),’’ lanjut pria yang dijuluki kepala suku Pasar Seni itu.

Benar saja, potongan-potongan bambu pun bisa diolah menjadi media lukisan. Namun, kali ini pria kelahiran Surabaya tersebut masih merahasiak­an karya bambu yang akan dipamerkan. Dia memastikan karya bambunya menjadi persembaha­n spesial. ’’Ada sekitar 200 bambu yang akan dipamerkan,’’ ucap bapak seorang anak tersebut.

Dalam pameran itu, setidaknya ada 60 jenis karya yang akan diperlihat­kan. Banyaknya item itu membuat persiapann­ya lumayan panjang. Amdo sendiri memulainya sejak empat bulan lalu. Banyak temannya yang mendukung

Bahkan, sejumlah seniman atau warga yang cinta seni ikut bergabung. Amdo tidak membatasi jumlah orang yang ingin berpartisi­pasi dalam event tersebut. Termasuk anak-anak. Salah satunya Ananda Putri Fisabilila­h.

Bocah 10 tahun itu tekun membuat lukisan pada media papan ukuran kecil yang biasa digunakan menjadi bahan bakar pembuatan tempe. Dia menggambar beragam hewan. Salah satunya kupu-kupu.

Ananda mengatakan senang bisa mengekspre­sikan beragam ide pada lukisannya. Termasuk membubuhi cat lukisnya dengan bubuk glitter berwarna emas sehingga menambah kesan mewah pada karya yang dihasilkan. ’’Senang bisa melukis di sini,’’ ucap gadis yang tangan kirinya dibalut perban karena terjatuh tersebut.

Hal serupa disampaika­n Darganden, salah satu pelukis yang bakal memamerkan karyanya. Dia juga senang karyanya nanti bisa dinikmati masyarakat luas. Sama dengan Amdo, dia juga ingin menyampaik­an kepada warga bahwa seni tidak harus dibuat dengan media mahal. Melalui barang daur ulang, karya seni pun bisa tercipta.

Amdo sendiri menuturkan senang dengan seni berbahan daur ulang. Dia sejak lama mengembang­kan konsep green art. Menurut dia, banyak bahan di lingkungan yang bisa dimanfaatk­an. Antara lain, daun dan beragam bebijian. ’’Sampah buat masyarakat belum tentu menjadi sampah buat kami,’’ kata pria bernama asli Bambang Widodo tersebut.

Meski menjadikan Valentine Day untuk menyelengg­arakan pameran, dia menegaskan bahwa kasih sayang yang diusung bersifat universal. Tidak terbatas pada kasih sayang seorang kekasih atau pasangan. ’’Bukan seperti itu,’’ tegas Amdo. Melainkan saling mengasihi dan menyayangi antar sesama. Tanpa memandang perbedaan, agama, suku, maupun ras.

’’Saling menghargai dan menghormat­i yang dilandasi kasih tulus sesama makhluk ciptaan-Nya. Seperti keanekarag­aman jenis karya yang akan disuguhkan dalam peringatan momen spesial tersebut,’’ paparnya. (*/c15/pri)

 ?? MAYA APRILIANI/JAWA POS ?? BERCITA RASA TINGGI: Amdo Brada memperliha­tkan sebagian karya yang dipamerkan pada Februari mendatang.
MAYA APRILIANI/JAWA POS BERCITA RASA TINGGI: Amdo Brada memperliha­tkan sebagian karya yang dipamerkan pada Februari mendatang.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia