Babat Habis 500 Pohon demi Tol Bogor
Di tengah-tengah upaya warga Bogor yang mulai peduli akan lingkungan dengan gerakan membuat lubang resapan biopori dan gerakan menanam pohon, justru tindakan merusak lingkungan dilakukan oleh pemerintah sendiri.
AKSI penebangan 459 pohon trembesi dari total 500 pohon di jalur Sholeh Iskandar (Sholis) yang terimbas pembangunan lanjutan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi IIB Kedung Badak-Yasmin adalah contohnya.
PT Marga Sarana Jabar (MSJ) sebagai pelaksana proyek,lebih mengutamakan opsi penebangan pohon daripada memindahkan. Hal tersebut pun mendapat kecaman dari warga yang berdomisili di sekitar proyek. Seperti yang diutarakan Ketua RW 05, Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, Waluyo Suprihartono.
Dia mengeluhkan jalanan yang kian macet ditambah kotor, udara pun terasa semakin panas. Belum lagi dengan jalan lingkungannya yang jadi berisik dan mulai rusak karena dipakai jalan alternatif. “Jalan gangnya jadi banyak dilewati motor. Motor-motor pada males muter di depan Kampus Uika Bogor karena macet sehingga memutar lewat gang RT 02 RW 05 juga terkadang juga ke RW 09,” beber Waluyo.
Selain itu, ia pun mengkhawatirkan adanya penebangan pohon yang dirasa sewenang-wenang. Meski dia sadar penebangan pohon sepanjang jalan yang akan dibangun tol memang tak terelakan lagi. “Sebuah kekhawatiran saya selaku pengguna jalan Sholis adalah penebangan pohon. Sedih rasanya, jalan yang bagus dan rindang kini mulai gersang,” keluh Waluyo yang juga berharap adanya sosialisasi soal pembangunan.
Penebangan pohon yang terburu- buru itu juga, ternyata sangat minim koordinasi dengan aparat sekitar. Salah satunya Kodim 0606 Kota Bogor. Padahal, dari 500 pohon trembesi tersebut, terdapat 100 pohon yang merupakan pohon yang ditanam oleh kodim sebagai progam tanam sejuta pohon. “Itu punya kita (Kodim 0606, red). Jadi waktu itu ada program tanam sejuta pohon sesuai arahan pimpinan Trembesi yang dipilih untuk jalur hijau. Sekarang adanya program pembangunan tol mau enggak mau harus dipindahkan,” ujar Dandim 0606 Kota Bogor Letkol Inf M Albar.
Dari 100 pohon, kini hanya tersisa 49 yang masih bisa diselamatkan untuk dipindahkan. Jika tidak ada aral, hari ini (10/1), sambung Albar, pihaknya akan menyurvei pohon-pohon yang tersisa, jika sudah siap berikut dengan perlengkapan yang dibutuhkan maka keesokan harinya segera dilakukan proses pengangkatan sekaligus pemindahan.
Untuk diketahui proyek pembangunan Jalan Tol BORR seksi II dicanangkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, pada 3 Desember 2012. Konstruksi fisik saat itu telah dimulai pada Agustus 2012. Tol BORR merupakan jalan bebas hambatan yang menghubungkan Sentul Selatan hingga Dramaga (awalnya). Namun, rencana itu berubah setelah pada seksi II B akan berakhir di Salabenda.
Terpisah, Pengendalian Teknik PT Marga Sarana Jabar, Yayat Hendrayana menjelaskan, untuk 500 pohon yang ada di lajur pengerjaan Tol BORR, pada awalnya pihaknya berencana untuk mengangkat semuanya artinya tidak ditebang. “Tapi yang kemudian kami takutkan apabila dipindah secara manual itu akan memakan waktu yang lama, kita juga kan mengejar progress, yang bisa diangkat ya diangkat, sifatnya situasional,” katanya.
Meski begitu, sambung Yayat, sekalipun dipindahkan, dikhawatirkan akan mengganggu utilitas di bawah pohon. Misalnya adanya kabel atau perangkat lainnya. Karenanya untuk eksekusi pemindahan pohon, PT MSJ bekerjasama dengan Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Bogor pada bidang Pertamanan, Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Dekorasi Kota.
“Jadi, nanti mereka yang melakukan eksekusi untuk pemindahan pohon sesuai dengan ketentuan, satu pohon yang ditebang akan diganti dengan lima pohon. Artinya 1:5 yang konsepnya bisa berbentuk vertikal garden,” kata Yayat. (wil/c/ami)