Ingin ke Nunukan, Warga Krayan Harus ke Malaysia Dulu
Tokoh Adat Bersurat ke Pemerintah Pusat
NUNUKAN – Setelah kontrak subsidi ongkos angkut (SOA) penumpang selesai pada 2016, masyarakat Krayan tidak dapat lagi terlayani dengan angkutan udara sebagai satu-satunya akses menuju atau ke luar Krayan. Akibatnya, warga Krayan jika ingin ke ibu kota Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, harus melalui Malaysia terlebih dahulu.
Persoalan itu pun membuat tokoh adat Krayan melayangkan surat ke pemerintah pusat. Sebab, masalah tersebut tiap tahun mendera Krayan.
Sekretaris Kabupaten Nunukan Tommy Harun mengatakan, saat ini tokoh adat di Krayan telah bersurat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) serta salah satu badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Garuda Indonesia (Persero).
”Tokoh adat meminta PT Garuda Indonesia bisa membantu pesawat untuk daerah terpencil seperti di Krayan ini,” kata Tommy kepada Radar Nunukan ( Jawa Pos Group) kemarin (9/1).
Menurut dia, bantuan dari BUMN sangat dibutuhkan di daerah perbatasan karena salama ini penerbangan untuk di daerah perbatasan hanya dilakukan perusahaan swasta. Dengan demikian, terkadang ada kendala. Terbukti, Air Born yang beroperasi beberapa kali mengalami gangguan selama 2016.
Sementara itu, anggota DPRD Nunukan asal Krayan Aprem mengungkapkan, untuk angkutan SOA penumpang pada 2017, Rp 7 miliar telah dianggarkan di APBD 2017. Namun, proses lelang penerbangan belum dilakukan. ”Saya tahu anggaran SOA 2017 Rp 7 Miliar, tapi prosesnya memakan waktu lama, biasa mencapai sebulan lebih,” kata Aprem kepada koran ini.
Menurut dia, saat ini masyarakat Krayan tidak bisa lagi ke Nunukan karena di Malinau angkutan pesawat juga sedang terhenti. Saat ini angkutan udara mati total. Masyarakat yang ingin ke Nunukan harus ke Tawau, Malaysia, terlebih dahulu. (nal/eza/c10/ami)