Hari Pertama, Jukir Masih Bingung
Uji Coba Parkir Meter
SURABAYA – Uji coba parkir meter kemarin dimanfaatkan dinas perhubungan (dishub) untuk memberikan kursus singkat kepada para juru parkir (jukir). Mereka diajari cara mengoperasikan alat yang baru kali pertama diterapkan di Surabaya itu.
Para jukir yang mendapat bimbingan kemarin hanya mereka yang terbiasa mangkal di Jalan Sedap Malam. Selain memandu kendaraan keluar-masuk area parkir, para jukir akan mendapat tugas baru. Yakni, memandu para pemilik kendaraan menggunakan alat parkir meter. Masing-masing juga dibekali dengan satu kartu nontunai untuk berjaga-jaga kalau ada pelanggan yang tidak membawa kartu.
Sekitar pukul 10.00, beberapa jukir dipanggil untuk berkumpul di salah satu alat parkir meter di samping Taman Surya. Mereka mengelilingi alat yang sekilas mirip mesin ATM tersebut. Satu per satu jukir mencoba untuk mengoperasikan alat itu dengan dipandu petugas TI dishub, Dwi Oktafiyah.
’’ Masukkan nomor pelatnya, lalu te kan setuju,’’ kata Dwi kepada Jamalud din, jukir bernomor punggung S478. Jamaluddin mengikuti instruksi Dwi meski sesekali tampak kebingungan.
Sementara Jamaluddin meraba-raba papan tombol parkir meter, jukir lain memperhatikan di belakangnya. Mereka kemudian mendapatkan giliran satu per satu. Dwi tidak segan mengulang arahannya agar semua jukir paham. Sebab, merekalah yang akan menjadi pembimbing kalau ada pelanggan yang bingung.
Junaidi, salah seorang jukir, merasa kalau memakai sistem tersebut, tugasnya bertambah ringan. Dia hanya perlu mengarahkan kendaraan sambil mendampingi pelanggan. Tidak perlu repot-repot memegang dan menghitung uang karcis. Apa tidak mengalami kesulitan mengoperasikan mesin tersebut? ’’Lumayan,’’ jawab Junaidi, lantas senyum-senyum.
Setelah beberapa lama mengutakatik mesin tersebut, para jukir berdiskusi dengan staf pengembangan parkir tepi jalan umum dari UPTD Parkir Dishub Surabaya Hendra Megantara. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan. Mulai masalah teknis sampai pembayaran. Maryono, jukir lain, masih takut dirinya dan teman-temannya tetap kebingungan jika ditanya pelanggan. ’’Mungkin bisa ditempatkan petugas dishub satu orang di sini, Pak,’’ pintanya.
Hendra menjawab bahwa para jukir tidak perlu khawatir. Dishub tetap melakukan pendampingan secara intensif, terutama pada masa awal parkir meter diberlakukan. Bahkan, di setiap titik parkir akan ditempatkan satu petugas dishub. ’’Petugas pengawas parkir nanti tiga orang, satu dari dishub ditemani dua jukir,’’ katanya.
Selain membimbing pelanggan maupun jukir, petugas dishub bertindak sebagai pengawas terhadap kemungkinan pelanggaran parkir. Sistem otomatis parkir meter memang ditujukan agar pelanggan bertransaksi secara mandiri. Namun, hal tersebut juga membuka peluang kecurangan. Misalnya, sehabis parkir, pemilik kendaraan langsung ngacir tanpa membayar.
Karena itu, masing-masing petugas dishub dibekali dengan aplikasi khusus. Dengan aplikasi tersebut, bisa diketahui kendaraan yang terparkir sudah dibayar atau belum. ’’Nanti kami capture juga pelat nomornya,’’ ujar Hendra.
Kepada Jawa Pos, Hendra menyatakan bahwa kegiatan pagi itu sebatas melatih para jukir. Pengoperasian parkir meter masih menunggu selesainya alat pembayaran elektronik berupa kartu yang dibuat oleh Bank Jatim. ( tau/ c7/ oni)