Antrean Panjang Tak Butuh Lama
ANTREAN yang tertib terlihat di SMA Antartika Sidoarjo saat pagi. Itu diawali sekitar 1.800 siswa yang bergantian menjabat tangan guru saat akan masuk sekolah. Tidak lupa, mereka juga tersenyum. Para murid pun harus antre melakukan presensi fingerprint di depan kelas.
Mereka terlihat terbiasa tertib tanpa saling dorong. Padahal, antrenya panjang. Sebab, untuk 1.200 siswa di gedung A, jumlah alat fingerprint hanya 4 unit. Gedung B yang berisi 600 siswa memiliki 3 unit. ”Mereka sudah biasa belajar antre saat momen tersebut,” ujar Kepala SMA Antartika Sidoarjo Sukarno.
Menurut Sukarno, antrean itu muncul karena ada ketidakseimbangan. Misalnya, jumlah siswa yang tidak seimbang dengan alat untuk absen. Namun, ada nilai yang bisa diambil dari proses mengantre tersebut. Di luar sekolah para siswa sudah terbiasa dengan budaya antre dan tidak saling serobot. ’’Antre dengan tertib. Walaupun panjang, tidak akan membutuhkan waktu lama,” katanya.
Sukarno menjelaskan, absen sidik jari merupakan kewajiban bagi siswa. Jika siswa tidak melakukannya, orang tua bisa mengetahuinya dengan cepat. Sebab, handphone orang tua langsung menerima pesan singkat atau SMS saat anak absen sidik jari atau tidak. ”Orang tua akan dapat SMS otomatis yang memberitahukan bahwa anak mereka masuk sekolah. Kalau mereka belum presensi sampai pukul 06.45, orang tua juga akan dapat SMS kalau mereka tidak masuk,” terangnya.
Orang tua bisa mengecek langsung dengan bertanya kepada guru mengenai alasan si anak tidak masuk. Guru pun juga akan terbuka dan membantu mengecek anak mereka. ”Nomor dan nama lengkap semua guru juga sudah kami berikan kepada orang tua dalam bentuk buku khusus. Kami sangat terbuka kalau sewaktu-waktu dibutuhkan,” jelas Sukarno. ”Malah kami layani 24 jam, waktu tanggal merah saja kadang ada yang masih nanya ini libur ta Pak,” tambah Sukarno, lantas tertawa.
Untuk mengawasi dan menertibkan siswa, pihak sekolah memasang kamera CCTV ( closed circuit television) di 40 kelas. Selain itu, tempat ramai seperti lobi dan halaman depan tidak luput dari pantauan CCTV. ’’Saat ada yang kurang tertib, guru bisa mendatangi mereka secara langsung atau mengingatkan melalui pengeras suara yang terdengar oleh seluruh penghuni sekolah,” ujarnya. ( uzi/c20/dio)