Rumah Murah, Fokus Kawasan Selatan
GRESIK – Kebutuhan rumah masih cukup tinggi. Dari 577 ribu pekerja, 50 persen di antaranya belum memiliki hunian. Pengembang menargetkan 3.000 rumah murah dengan harga kurang dari Rp 250 juta terbangun pada tahun ini.
Saat ini pengusaha properti gencar berburu lahan. Kawasan yang diplot kuning (perumahan) jadi incaran. Sambil bergerilya, pengembang berharap Pemkab Gresik memberi dukungan. Terutama dinas baru. ’’Target itu memang berat. Namun, kami akan berupaya,’’ ungkap Pengurus Harian Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) Gresik Koko Wijayanto kemarin (9/1). Dia memaparkan, ada sejumlah problem klasik pembangunan rumah di bawah Rp 250 juta. Misalnya, kenaikan harga tanah sulit dibendung.
Nilai lahan di Kota Pudak memang melejit. Kondisinya, nyaris sulit ditemukan harga tanah yang murah di kawasan kota. Nilai tanah terus bergerak di kawasan Gresik Selatan. Misalnya, lokasi yang dekat dengan tol Surabaya– Mojokerto (Sumo). ’’Sebenarnya masih ada lahan yang murah, tapi lokasinya di pinggir-pinggir,’’ katanya. Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut optimistis ada beberapa titik lokasi yang bisa dimanfaatkan untuk membangun rumah murah. Lahan itu berada di wilayah Menganti, Driyorejo, Benjeng, dan Cerme. ’’Masih bisa dibangun rumah murah. Hanya butuh infrastruktur,’’ ujarnya. Pernyataan pengusaha yang tinggal di Surabaya itu cukup masuk akal. Sebab, sebelumnya Pemkab Gresik memastikan bahwa lahan properti masih tersisa.
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Gresik mencatat ada 50 persen lahan properti yang belum dimanfaatkan. Total lahan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Gresik 2015–2030 mencapai 26 ribu hektare. Sebagian besar lokasi berada di kawasan selatan.
’’Awal 2017 cukup bagus. Pengembang mulai melakukan kontruksi sejumlah proyek,’’ ungkapnya. Berdasar penelusuran, perumahan memang mulai dibangun. Beberapa pengembang menggenjot kontruksi. Misalnya, pengerjaan perumahan di kawasan Bunder dan Suci. Pekerja kontruksi tampak beraksi.
Koko menyatakan, bisnis perumahan di Kota Pudak semakin tumbuh. Tahun ini ada tiga pengembang baru yang menyasar Gresik. Namun, dia enggan menyebut nama perusahaan tersebut.
Lalu, bagaimana dengan potensi di Gresik Utara? Koko menjelaskan, kawasan utara memang menggiurkan. Apalagi, pemkab berkoar-koar akan mengembangkannya. Namun, pada prakteknya, pembangunan sulit dilakukan. ’’Memilah tanah di sana cukup sulit. Mana yang untuk industri, perumahan, dan perikanan belum jelas,’’ tuturnya. Dia mendorong kejelasan RTRW. Banyak pengembang yang kecewa. Mereka menemukan lahan yang prospektif. ’’Namun, setelah disurvei, lahan ternyata digunakan untuk perikanan,’’ imbuhnya. (hen/c16/ai)