Jawa Pos

Terpukau Pesona Green Force

-

SURABAYA – Persebaya Surabaya masih punya daya pikat. Meski sempat absen di kompetisi resmi selama enam tahun, tim berjuluk Green Force tersebut masih mengundang minat pemain untuk bergabung. Keinginan untuk bergabung semakin besar setelah status Persebaya dipulihkan lewat kongres tahunan PSSI di Bandung Minggu lalu (8/1). Antusiasme pemainin yang ingin bergabung g terlihat dalam sesi latihan kemarin. Sejumlah pemain yang tahun lalu tampil di Indonesia Soccer Cham pio nship (ISC) A dan B ikut berlatih bersama Mat Halil dkk.

Ahmad Rosidin yang menanganii Persebaya selama masa persiapan n menyambut positif kehadiran pemain-pemain tersebut. ’’Kami masih setia mengagenda­kan latihan empat kali sepekan. Inilah salah satu cara untuk bisa menggaet pemain bagi Persebaya,’’ ucap Ahmad kepada Jawa Pos di sela-sela memimpin tim polesannya berlatih di Lapangan Persebaya, Karanggaya­m, kemarin (9/1).

Memang, lebih dari separo pemain yang ikut latihan Persebaya adalah penghuni klub internal. Namun, mereka bisa bersaing dengan pemain dari ISC A dan B. Persebaya sendiri tidak boleh asal comot pemain. Sebab, sudah ada regulasi khusus mengenai pemain yang boleh bermain di Divisi Utama tahun ini. Salah satunya, maksimal lima pemain dengan usia di atas 25 tahun yang bisa dimainkan dalam satu pertanding­an.

’’Sebetulnya regulasi itu cukup membuat bingung pelatih. Apalagi, waktu untuk berburu pemain muda berkualita­s sudah mepet. Kalaupun ada, mereka sudah memiliki klub,’’ lanjut Ahmad.

Namun, dari sejumlah pemain ISC A dan B yang ikut latihan kemarin, Ahmad bisa bernapas lega. Sebab, sebagian besar masih berusia di bawah 25 tahun. Mereka adalah Dimas Galih, Misbakhus Solikin, dan Thaufan Hidayat. Dua nama terakhir merupakan mantan personel Persatu Tuban di ISC B.

Dimas dan Solikin masih berusia 24 tahun, sedangkan Thaufan setahun lebih muda. Bila tiga pemain itu bisa masuk skuad Persebaya di Divisi Utama, beban manajemen untuk mencari pemain muda lainnya bisa lebih ringan.

Dimas sendiri sangat berharap bisa menghuni skuad Green Force. Sebab, itu adalah impiannya sejak kecil. Dimas menilai Persebaya masih punya pesona yang kuat meski sempat ’’dimatikan’’ selama enam tahun. ’’Sejak awal, mimpi saya memang bisa menembus sku skuadad Persebaya.Per Begitu ada libur pascaISC, sayas bergabung latihan di sini,’’ ujar D Dimas. Tid Tidak berlebihan bila eks kiper PS PSM Makassar itu antusias berlati tih bersama Persebaya. Sebab, meski lahir di Surabaya, dia justru bermain bersama Persijap Jepara, PSM, dan Persegres Gresik United. Beda Dimas, beda pula Misbakh khus Solikin dan Thaufan Hidayat. Dua pemain yang sama-sama berposisi di lini tengah itu sudah sering nongol di Karanggaya­m. Bahkan, keduanya sempat tampil saat uji coba melawan Persema (29/10/2015) dan Persepam Madura Utama (18/11). Solikin maupun Thaufan berharap manajemen mau mempertimb­angkan mereka untuk bisa membela Persebaya.

’’Untuk proses selama ini atau sebelum Persebaya diakui kembali saja, kami siap. Apalagi membela Persebaya di kompetisi resmi,’’ ujar Solikin yang merupakan alumnus klub internal FFC.

Thaufan lebih bersemanga­t. Apalagi, dia ingin menjawab keraguan lantaran dirinya bukan jebolan klub internal Persebaya. ’’Saya habiskan karir junior di Gresik meski saya asli Surabaya. Kesempatan ini tidak akan saya siasiakan bila nanti dipercaya pelatih dan manajemen,’’ ucap Thaufan. (io/c17/bas)

 ??  ??
 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? DEMI KOTA TERCINTA: Dimas Galih melakukan pemanasan sebelum berlatih dengan skuad Persebaya Surabaya kemarin. KEJAR IMPIAN: Misbakhus Solikin terlihat bersemanga­t saat berlatih bersama Persebaya Surabaya kemarin.
ANGGER BONDAN/JAWA POS ANGGER BONDAN/JAWA POS DEMI KOTA TERCINTA: Dimas Galih melakukan pemanasan sebelum berlatih dengan skuad Persebaya Surabaya kemarin. KEJAR IMPIAN: Misbakhus Solikin terlihat bersemanga­t saat berlatih bersama Persebaya Surabaya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia