Jawa Pos

Bagikan Ribuan Buku kepada Anak-Anak Korban Banjir

Banjir bandang di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), meninggalk­an kesedihan mendalam di hati Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad. Sebagai putra asal Bima, dia bisa merasakan kepedihan para korban banjir. Farouk pun terjun langsung memberikan bantuan.

-

SAAT mendengar banjir bandang menerjang Kota Bima pada 21 Desember lalu, Farouk langsung terbang ke lokasi bencana. Namun, dia kesulitan untuk mencapai titik banjir karena infrastruk­tur yang rusak. Jembatan terputus. Rumah warga porak-poranda diterjang air. ” Total ada 1.200 rumah yang rusak parah,” ujar dia.

Bukan hanya hunian warga, lahan persawahan yang luasnya mencapai 1.000 hektare juga rusak. Para petani gagal panen. Masyarakat betul-betul menderita. Saat itu dia bertekad memberikan bantuan kepada masyarakat setempat. Maka, dicatatlah kebutuhan apa saja yang diperlukan korban banjir.

Mantan Kapolda NTB itu pun melihat bahwa yang paling mendesak untuk diberikan adalah makanan dan pakaian. Dia berusaha menggalang bantuan, termasuk dari instansiin­stansi di ibu kota. Guru besar PTIK tersebut harus bolak-balik Bima– Jakarta. Di Jakarta dia berkoordin­asi dengan beberapa kementeria­n untuk mengatasi masalah itu. Saat Wakil Presiden Jusuf Kalla datang meninjau, dia juga ikut mendamping­i.

Selain makanan dan pakaian, warga mendapatka­n bantuan uang Rp 500 ribu dan jaminan hidup Rp 900 ribu dari pemerintah. Kondisi anak-anak juga tidak luput dari perhatiann­ya. Mereka mendapatka­n bantuan seragam sekolah yang hilang terbawa banjir. ”Bantuan seragam kami dapatkan dari Kementeria­n Pendidikan (dan Kebudayaan),” ucapnya.

Farouk juga membagikan buku tulis yang berisi motivasi dan cerita sukses perjalanan karirnya. Sudah ribuan buku yang dia bagikan secara cumacuma kepada anak-anak. ”Saya ingin membangkit­kan semangat anak-anak untuk terus belajar,” ujar mantan rektor Universita­s Bung Karno itu.

Menurut Farouk, masyarakat Bima masih merasa trauma dengan banjir. Saat mendung dan hujan turun, mereka cemas musibah yang sama akan terjadi. Dia berharap banjir yang mengerikan itu tidak datang lagi sehingga masyarakat bisa kembali hidup normal.

Saat ini, ungkap mantan Kapolres Cianjur tersebut, Kota Bima belum pulih 100 persen. Pemerintah masih terus berusaha melakukan recovery, khususnya pembanguna­n infrastruk­tur. Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengeluark­an dana sekitar Rp 110 miliar untuk membangun infrastruk­tur pascabanji­r.

Bukan hanya jalan dan jembatan, pemerintah juga merehabili­tasi hutan yang rusak. Total biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 63 miliar. Dana itu digunakan untuk memulihkan kondisi hutan yang sebelum banjir menerjang sebenarnya sudah sangat mengenaska­n. Mayoritas tampak gundul sehingga air hujan tidak bisa diserap pohon dan langsung mengalir ke sungai atau perkampung­an warga.

Hingga kini Farouk mengaku masih terus berkoordin­asi dengan Kementeria­n Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta kementeria­n lain yang terlibat dalam pemulihan Bima setelah banjir. Pria yang lahir pada 1949 di Desa Melayu Sape itu juga getol mengajak masyarakat menjaga alam. ”Hutan harus dijaga dan dilestarik­an,” tuturnya.

 ?? ULUM/JAWA POS ?? PEDULI: Farouk Muhammad menunjukka­n buku motivasi yang dibagikann­ya kepada anak-anak korban banjir di Bima.
ULUM/JAWA POS PEDULI: Farouk Muhammad menunjukka­n buku motivasi yang dibagikann­ya kepada anak-anak korban banjir di Bima.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia