Jawa Pos

Jika Nama Sama Persis, Pakai Panggilan Gus ala Pondok Pesantren

Nama Agus sudah familier di telinga orang. Jumlah pemilik nama itu berjibun di Madiun.

- HENGKY RISTANTO, Madiun

JUMLAH nama Agus berjibun. Pemilik nama itu di Madiun sepakat berserikat dan berkumpul. Komunitas mereka dinamai Agus-Agus Bersaudara (AAB) Madiun.

Anggota AAB pada Minggu pagi (29/1) sengaja berunjuk diri di acara car free day (CFD) di Jalan Pahlawan Kota Madiun. Puluhan Agus tersebut kompak mengenakan polo shirt hitam. Keberadaan mereka sempat mencuri perhatian pengunjung CFD.

Jangan sekali-kali memanggil nama Agus. Sebab, pada waktu yang bersamaan, mereka akan menoleh serentak. Namun, sikap mereka terkesan ramah selaras dengan tagline acara kumpul- kumpulnya, yaitu Brotherhoo­d in Harmony.

’’Filosofi kami murni persaudara­an dan silaturahm­i,’’ jelas Agus Setiono, ketua Dewan Agus Cabang (DAC) Madiun, organisasi nasional yang membawahka­n AAB.

AAB berbeda dengan pemilik nama Asep dan Sugeng yang pernah menggelar acara kumpul-kumpul. Para anggota AAB lebih memiliki kesamaan karena lahir pada Agustus.

Namun, sayang, AAB tidak didirikan pada Agustus, melainkan April 2016. Launching pun baru dilakukan pada 15 Januari 2017. ’’Ide pendirian AAB ini berawal dari obrolan di Facebook. Kemudian, tebersit keinginan untuk menjalin persaudara­an secara nyata, bukan hanya di dunia maya,’’ kata Agus Setiono.

Dia mengakui, nama Agus kerap menjadi bahan lelucon karena dianggap pasaran. Apalagi setelah muncul iklan salah satu provider yang beken dengan idiom Agus-Agus di layar kaca.

Agus Setiono mengklaim, mayoritas anggota AAB bangga dengan nama yang dimiliki. Bagi yang tidak tahu, arti sebenarnya nama Agus adalah bagus. ’’Untuk memudahkan pemanggila­n, kami memakai nickname Gus seperti di pondok pesantren. Selanjutny­a, nama belakang atau depan mengikuti,’’ ungkap warga Jalan Cokroamino­to, Kelurahan Kejuron, Kecamatan Manguharjo, tersebut.

Sedikit merepotkan jika Agus memiliki nama panjang yang hampir sama persis. Ambil saja contoh Agus Setiono, Agus Sugianto, Agus Maulana, atau Agus Prasetyo.

Nama panjang boleh beragam. Namun, anggota AAB tidak pernah memandang latar belakang, strata ekonomi, pangkat, atau jabatan. Karena itu, pertemuan di CFD tersebut terasa egaliter (tidak ada perbedaan). ’’Ada yang polisi, pegawai negeri, karyawan, dan wirausahaw­an. Siapa pun yang bernama Agus bisa saling sharing, baik Agus itu nama depan, tengah, atau nama belakang,’’ ucapnya.

Namun, ada peraturan yang wajib dipatuhi anggota AAB. Yakni, dilarang membawa kepentinga­n politik dalam komunitas yang mengedepan­kan persaudara­an tersebut. Agar tidak terjadi hal demikian, mereka rajin mengunjung­i acara kopi darat untuk menjaga kekompakan. Selain itu, mereka berkomunik­asi dengan AAB luar daerah lewat media sosial. ’’Nama Agus sudah menasional lho,’’ tegas Agus Setiono.

Penasihat AAB Madiun Agus Suharyono mencanangk­an komunitasn­ya aktif di kegiatan sosial untuk menjaga eksistensi organisasi. Khalayak perlu tahu pemilik nama Agus sudah bersatu. Bersamaan dengan itu, dia berharap para Agus bermanfaat bagi orang lain. ’’Kami sedang berfokus pada perekrutan anggota baru,’’ ujar pria 37 tahun tersebut.

AAB juga mengumpulk­an iuran. Uang yang terkumpul rencananya digunakan untuk membuka warung kopi sebagai tempat kumpul.

Anggota AAB selama ini berpindahp­indah tempat saat mengadakan pertemuan. Agus Suharyono mengaku rajin bersafari ke sejumlah daerah di Jatim untuk bertemu dengan komunitas Agus. ’’Kami berencana berkunjung ke Bali untuk bertemu Agus-Agus Bersaudara di sana,’’ tutur Kapolsek Taman itu.

 ?? WS HENDRO/JAWA POS RADAR MADIUN ?? SILATURAHM­I: Anggota Agus-Agus Bersaudara (AAB) Madiun berfoto bersama di selasela acara kopi darat (kopdar) di Jalan Pahlawan, Madiun (29/1).
WS HENDRO/JAWA POS RADAR MADIUN SILATURAHM­I: Anggota Agus-Agus Bersaudara (AAB) Madiun berfoto bersama di selasela acara kopi darat (kopdar) di Jalan Pahlawan, Madiun (29/1).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia