Tidak Ada Penjaga Khusus Kolam Renang
BANYUWANGI – Meninggalnya Kirana Zahra Ramadhani, 6, saat berenang di kolam renang Mirah Fantasia pada Minggu (29/1) mengundang perhatian banyak pihak. Ternyata kolam renang tersebut tidak didukung pengawas khusus semacam lifeguard.
Tempat khusus pertolongan pertama jika ada pengunjung yang tenggelam juga belum tersedia. Artinya, kolam renang tersebut belum dikelola secara profesional. Karena itu, ketika ada pengunjung yang mengalami musibah, penanganan terkesan seadanya.
Kondisi tersebut diakui Wakil Manajer Mirah Fantasia Nengah Purnawan. Dia mengungkapkan, tidak ada tenaga profesional yang menangani saat peristiwa itu terjadi. Akibatnya, penanganan yang diberikan terkesan tidak maksimal. Tetapi, menurut dia, pihak Mirah Fantasia tetap bertanggung jawab dengan membantu keluarga korban merujuk Kirana ke rumah sakit Islam. ”Sebelumnya sudah kami awasi. Bahkan, kalau ada anak kecil yang mendekati kolam dewasa, selalu dilarang petugas. Mungkin saat itu dia nyelindut dan lolos dari perhatian kami,” kata Nengah.
Nengah juga berjanji bahwa peristiwa itu dievaluasi lebih lanjut. Sebab, selain menjadi musibah, insiden tersebut dia anggap sebagai kecolongan pihaknya. ”Tadi malam kami juga diperiksa Polsek Banyuwangi sampai pukul 23.00. Kami pasrah. Kami terima saja. Memang kami harus bertanggung jawab dengan peristiwa itu,” tutur dia.
Pada kesempatan terpisah, Manajer Mirah Fantasia Gede Budiasa mengatakan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab atas kejadian itu. Dia menyatakan, semua yang terjadi di wilayah objek wisata Mirah Fantasia menjadi tanggung jawabnya. ”Kami sudah temui keluarganya. Saat pemakaman nanti kami juga datang. Pihak keluarga sudah mau menerima,” tutur Gede.
Terkait dengan ketidaksigapan petugas, Nengah menjelaskan bahwa saat itu keluarga panik. Petugas pun bingung harus menangani kakek korban yang histeris atau anak yang tenggelam tersebut.
Sementara itu, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi menyatakan belum memperoleh laporan resmi dari pengelola tempat wisata Mirah Fantasia soal musibah Minggu lalu tersebut. Namun, pihak disbudpar berencana datang ke lokasi wisata untuk mengetahui kronologi kejadian dan standar pengamanan.
Staf Bidang Pariwisata Disbudpar Banyuwangi Muhamad Rofik mengatakan, seharusnya pengelola tempat wisata melaporkan peristiwa semacam itu kepada instansinya. Meski biasanya pengelola akan langsung berurusan dengan pihak kepolisian, disbudpar juga perlu tahu sehingga bisa memberikan saran atau teguran demi perbaikan layanan wisata. ”Belum ada laporan hari ini,” ujar pria yang bertugas melakukan pembinaan lokasi wisata itu.
Terkait dengan meninggalnya Kirana, Rofik mengatakan, ada kemungkinan salah satu standar pengamanan yang diterapkan Mirah Fantasia belum maksimal. Sesuai standar, setiap kolam harus dijaga. Kemudian, penjaga minimal harus pernah mengikuti latihan penyelamatan atau SAR sehingga dapat bertindak cepat saat menangani kejadian tertentu seperti orang yang tenggelam.
Selain itu, saat terjadi ledakan pengunjung, ada pengawasan terhadap pengguna kolam renang dengan rasio 30:1. Setiap penjaga harus mengawasi maksimal 30 pengunjung. ”Ada pengawas besar dan pengawas kecil. Ada yang mengawasi kolam dan pengunjung. Memang tempat wisata jarang mau melapor jika ada kasus seperti itu. Tapi, kami akan coba tinjau besok (hari ini, Red),” ucap dia.