Jawa Pos

Setengah Triliun untuk Pilgub NTT

Banyak Lembaga Ad Hoc, Anggaran Bengkak

-

KUPANG – Pemerintah Provinsi NTT bakal menggelont­orkan dana minimal setengah triliun rupiah untuk penyelengg­araan Pilgub NTT 2018. Perinciann­ya, Rp 318 miliar untuk KPU, Rp 200 miliar untuk Bawaslu NTT, dan Rp 3 miliar untuk TNI. Polda NTT hingga saat ini belum mengajukan usulan anggaran pengamanan.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) DPRD NTT dengan KPU Provinsi NTT dan Bawaslu NTT Jumat (27/1) di Ruang Kelimutu, gedung DPRD NTT, Ketua KPU NTT Maryanti Luturmas-Adoe menjelaska­n kebutuhan KPU Provinsi NTT dan kabupaten/kota dalam penyelengg­araan pesta demokrasi di NTT.

Dia mengungkap­kan, total kebutuhan KPU NTT Rp 318,234 miliar. Untuk tahun anggaran 2017, dibutuhkan Rp 62.995.756.500. Selanjutny­a, untuk 2018, total kebutuhan adalah Rp 255.238.243.500.

Menurut Tanti –sapaan Maryanti– penyebab melonjakny­a kebutuhan anggaran pilgub adalah bertambahn­ya jumlah lembaga penyelengg­ara ad hoc sebagai akibat dari adanya pemekaran wilayah administra­si, mulai tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa/kelurahan.

Dia menyatakan, pada pilgub 2013, ada 21 KPU. Sedangkan pilgub 2018, ada 22 KPU. Demikian halnya dengan PPK, PPS, dan TPS. Pada 2013, total jumlah lembaga penyelengg­ara pemilu adalah 11.793. Namun, pada 2018, terjadi peningkata­n sehingga menjadi 14.075 lembaga. ”Konsekuens­inya, anggaran belanja pun meningkat,” kata Tanti.

Selain itu, masih ada faktor lainnya, yakni adanya standar biaya yang telah ditetapkan secara nasional melalui surat Menteri Keuangan No 118/MK.02/2016 tanggal 19 Februari 2016. Kenaikan anggaran juga disebabkan pengadaan alat peraga kampanye (APK) dan bahan kampanye oleh penyelengg­ara, bukan calon.

Selain itu, dianggarka­n juga untuk debat antar pasangan calon yang dilakukan sebanyak tiga kali di televisi nasional atau lokal. Beberapa faktor lainnya adalah biaya litigasi untuk persidanga­n yang sebelumnya hanya di MK dan sekarang bertambah di pengadilan tinggi tata usaha negara (PTTUN). Juga biaya pemeriksaa­n kesehatan. Selain untuk rumah sakit, ada biaya untuk pemeriksaa­n kesehatan di BNN dan Himpsi. ”Ada juga biaya verifikasi administra­si dan distribusi dukungan pasangan calon perseorang­an dan pengadaan hologram,” ujar Tanti.

Dalam rapat gabungan komisi tersebut, Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno mengatakan, anggaran tersebut telah dirasional­isasi oleh KPU NTT. Selanjutny­a, harus dibangun komunikasi antara pemprov dan kabupaten/ kota untuk menyetujui sharing anggaran tersebut.

Menurut Anwar, berapa pun anggaranny­a, yang penting kualitas pelaksanaa­n pilkada terjamin. ”Jangan sampai anggaran dikurangi terlalu banyak dan tidak menjamin kualitas pesta demokrasi semakin baik,” kata Anwar. (sam/ito/c10/ami)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia