Korek Tembok dengan Sekrup
Dari 7 Tahanan Kabur, 1 Belum Tertangkap
JAKARTA – Teka-teki yang mengitari cara tahanan kabur akhirnya terungkap. Setelah enam tahanan yang kabur tertangkap, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim kemarin (30/1) mengungkap semua cara tahanan tersebut melarikan diri.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Brigjen Eko Daniyanto menjelaskan, sesuai keterangan tersangka, upaya melarikan diri dilakukan sejak dua bulan lalu. Awalnya mereka mengambil sekrup sepanjang beberapa cm yang diikat dengan kayu menjadi sepanjang 30 cm. ”Asal muasal sekrup dan kayu sedang diperiksa,” ujarnya.
Alat yang kemudian berfungsi seperti linggis itu digunakan setidaknya tiga jam per hari untuk membobol tembok. Tahanan memilih mengorek tembok pukul 00.00 hingga 03.00. ”Pengorekan dilakukan selama dua bulan dan selalu ditutupi ember dan tempat pencucian baju,” terangnya.
Otak pelarian adalah Amirudin yang telah tewas karena melakukan perlawanan. Dia bersama enam tahanan lain bergantian mengorek tembok. ”Selanjutnya, setelah tembok bobol, mereka meloncat pagar dan naik ojek serta beberapa kali naik angkot,” ungkapnya.
Dari mana uang naik ojek dan angkot berasal? Eko menerangkan bahwa tahanan atas nama Cai Chang ternyata memiliki uang Rp 800 ribu selama di tahanan. Uang itulah yang digunakan bersama-sama untuk mendapatkan kendaraan buat kabur. ”Asal uang itu kemungkinan besar dari pengunjung,” ucap Eko.
Saat ini tinggal Anthony yang masih kabur. Petugas memastikan, cukup sulit mengejarnya karena Anthony berdomisili di lereng Gunung Wayang, Sukabumi.
Saat penggerebekan kali pertama pada Jumat (27/1) di rumah seorang ketua RT bernama Nana, ipar Anthony, posisi Anthony saat itu berada di luar rumah.
Sebelumnya Ridwan, Cai Chang, Amirudin, dan Anthony kabur ke lereng Gunung Wayang, Sukabumi. Tiga orang tertangkap, tinggal Anthony. Azizul alias Izul kemudian menyerahkan diri, sedangkan dua tahanan lain atas nama Sukma Jaya dan Ricky Felani tertangkap di Bogor. (idr/c9/oki)