Fase Grup Lebih Lama, Tuan Rumah Mengeluh
JAKARTA – Klub-klub tuan rumah Piala Presiden 2017 mulai menjerit. Penyebabnya, waktu pertandingan fase grup dianggap terlalu lama. Dengan lama pertandingan fase grup dua pekan, biaya akomodasi yang harus mereka keluarkan otomatis juga bakal lebih besar ( lihat grafis). ”Apalagi, belum ada kejelasan soal fee untuk tuan rumah,” kata Irfan Suryadireja, media officer Persib, kemarin (30/1). Menurut Irfan, selama ini ada tiga angka subsidi host fee yang beredar di kalangan klub berstatus tuan rumah. Isu pertama, setiap klub tuan rumah hanya diberi subsidi Rp 500 juta. Kemudian berkembang lagi menjadi Rp 800 juta. Tapi, ungkap Irfan, dalam sepekan terakhir, nilainya berubah kembali menjadi Rp 500 juta.
Nah, dengan jadwal pertandingan penyisihan grup yang sangat lama itu, Irfan mengungkapkan bahwa semua nominal yang berasal dari panitia tersebut tidak cukup. Sebab, idealnya, babak penyisihan grup digelar satu pekan. ”Jadi, kalau melihat jadwal seperti ini, kami berharap host fee dari panitia juga ditambah,” ucapnya.
Irfan menjelaskan, di Piala Presiden 2015 ketika masih dipegang Mahaka Sports & Entertainment, setiap tuan rumah diberi subsidi Rp 800 juta. Dana itu diberikan satu pekan sebelum turnamen berlangsung.
Arema FC, tuan rumah lainnya, mengeluhkan hal yang sama. ”Kami akan mempertanyakan perkembangan ini saat pertemuan dengan panitia di Jakarta,” kata Ruddy Widodo, general manager Arema.
Rencananya, PSSI sebagai operator Piala Presiden melakukan pertemuan dengan klub-klub berstatus tuan rumah itu di Kuningan, Jakarta, siang ini. Direktur Event PSSI Erlangga Arya mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan keinginan tuan rumah tersebut. ”Kami pasti mendengar aspirasi kelima tuan rumah dan bisa jadi dana subsidi tuan rumah lebih dari Rp 800 juta,” ucap Erlangga. (ben/c9/ttg)