Jawa Pos

Saya Suka Mahkota Ini

-

MANILA – Miss Prancis Iris Mittenaere membawa pulang lagi mahkota Miss Universe ke negaranya setelah 63 tahun. Perempuan 24 tahun tersebut merupakan wakil kedua Prancis yang memenangka­n gelar ratu sejagat itu. Yang pertama adalah Christiane Martel pada 1953. Berikut wawancara dengannya setelah penobatan di Mall of Asia Arena kemarin pagi (30/1). Apa yang dirasakan pada detik ketika mahkota disematkan? Terkejut, seperti mimpi ketika menyentuh mahkota di kepala. Sa ya ingin menangis. Sebenarnya, di tiap babak yang dilalui, selalu terasa mengejutka­n. Puncaknya saat nama Prancis disebut dan mahkota ini diletakkan di kepala saya. Ini sebuah penantian panjang untuk Prancis ya? Ya, makanya saya sangat bangga membawa pulang mahkota ini kembali untuk Prancis. Apalagi, Eropa kali terakhir mendapatka­n mahkota pada 1990-an. Sekarang sebagai Miss Universe, saya menjadi representa­si dunia. Apakah ini mimpi Iris? Tentu, ini mimpi saya sejak kecil. Saya rasa banyak anak perempuan yang memimpikan­nya. Dan, tahun lalu saat wakil Prancis Flora Coquerel masuk saya bertekad dalam hati. Itu luar biasa. Saya ingin seperti dia. Saya mau membantu banyak orang, menginspir­asi semua orang, dan itu bisa dilakukan dengan menjadi Miss Universe.

Sebagai Miss Universe, apa yang akan menjadi fokus?

Saya akan menjadi dokter gigi dalam dua tahun mendatang. Dan, saya punya kegiatan sosial yang bergerak di bidang pendidikan anak. Setelah menjadi Miss Universe, saya ingin melakukan lebih banyak lagi. Terutama pendidikan anak. Setiap anak, di mana pun, berhak mendapat kesempatan pendidikan untuk masa depan yang lebih baik. Pesan untuk pendukung? Terima kasih banyak. Saya sangat suka mahkota ini ( tertawa). Saya mau menjalanka­n tugas Miss Universe dengan sebaik-baiknya. Dan, saya ingin berterima kasih kepada masyarakat Filipina untuk keramahann­ya. Saya rasa semua kontestan juga merasakan pengalaman luar biasa di negara ini. Seberapa sulit pertanyaan di sesi akhir? Ketika masuk rasanya wow. Pertanyaan yang diajukan cukup sulit (mengenai krisis pengungsi dan kebijakan negara untuk membuka atau menutup batasan). Saya menjawabny­a sesuai yang terjadi di Eropa, di Prancis. Kami membuka batasan itu. Di Prancis, kami memiliki kebebasan, persamaan, dan kemasyarak­atan. Tentang tampil tanpa make-up? Seorang Miss Universe harus percaya diri. Saya mencintai diri saya apa adanya. Untuk bisa mencintai diri kita, tidak harus dengan menggunaka­n tebal, apalagi tindakan bedah. Itu tidak perlu.

saya juga suka mengenakan Namun, tanpa tidak masalah buat saya. (nor/c19/ayi)

 ??  ?? I feel blessed. mean, up. top 5, top 6, make-up make-up I make-
I feel blessed. mean, up. top 5, top 6, make-up make-up I make-

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia