Peluk Mama Obat Lelah
SETELAH coronation ball berakhir, wakil Indonesia Kezia Warouw bisa menarik napas lega. Dia sudah mengeluarkan semua energi di panggung final. ’’Begitu disebut masuk top 12, thank God. Rasanya lega. Kalau diberi kepercayaan lanjut ke makin bersyukur lagi,’’ ucapnya.
Namun, ketika terhenti, Kezia tetap puas. Capaian itu didapat melalui kerja keras banyak pihak. Perempuan kelahiran Jakarta, 18 April 1991, tersebut mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia atas kepercayaannya, Yayasan Puteri Indonesia, PT Mustika Ratu, para mentor; baik di Indonesia maupun Filipina; alumnus Puteri Indonesia, sampai KBRI Manila. Termasuk sahabat dan pencinta pageant yang rela datang langsung ke Manila.
Begitu acara penobatan selesai, Kezia meluapkan rindu dengan sang mama, Maudy Tampi, dan keluarga yang menonton di Mall of Asia Arena. Mereka lantas makan siang bersama Ibu Gubernur Sulawesi Utara Rita Dondokambey-Tamuntuan dan jajarannya.
Kezia mengungkapkan, setelah Miss Universe selesai, perjuangan tidak berhenti. ’’Bagaimana mempertahankan titel itu di kehidupan seharihari,’’ ucap perempuan yang sebelumnya berkarir di bidang perbankan itu.
Bisa kembali bertemu dan memeluk sang mama menjadi pengobat lelah Kezia. Itu pelukan pertama Laporan NORA SAMPURNA FEDRIK TARIGAN Manila, Filipina sejak Kezia mulai menjalani karantina Miss Universe 12 Januari lalu. Maudy dan beberapa kerabatnya datang saat Kezia menjalani rehearsal pada Sabtu (28/1). Saat itu mereka sempat bertemu, tapi tak bisa kontak fisik. Maudy tak henti mendoakan Kezia. Di Manila pun, Maudy menyediakan waktu untuk ke gereja. ’’Kezia sudah menjalani bagiannya. Soal hasilnya begini, itu bagian Tuhan,’’ kata Maudy.
Setelah makan siang, sejumlah pengunjung resto mengetahui kehadiran Kezia dan meminta berfoto bareng. Sampai dibuat antrean berbaris. Perempuan berdarah Manado yang siang itu mengenakan jumpsuit dress biru tersebut melayani permintaan foto dengan ramah. (nor/c19/ayi)