Tak Mengira Barang yang Dijambret Diganti Polisi
Mereka adalah perempuan yang berani bereaksi saat menjadi sasaran tindak kejahatan. Aksi heroik mereka yang menggagalkan pelaku kini berbuah apresiasi.
LUKA di kaki Firdausi Nuzula belum benar-benar kering. Dia belum bisa memakai sepatu. Jalannya juga masih terpincang-pincang. Namun, hari itu (26/1) dia memutuskan untuk tetap berangkat bekerja. Sudah dua minggu dia absen bekerja. ’’Kalau dibuat jalan jauh, kaki masih terasa agak sakit,’’ ujar Firdausi.
Sebenarnya Firdausi tidak hanya menderita luka di kaki. Jari tangan dan beberapa bagian tubuh lainnya juga terluka. ’’Bahu saya juga sakit, dagu juga luka,’’ ucap perempuan 24 tahun tersebut. Namun, memang kakinya terluka paling parah. Kukunya sampai terkelupas.
Luka-luka itu didapat ketika Firdausi melakukan aksi heroik melawan penjambret. Pada Senin (2/1) sekitar pukul 17.00, tasnya dirampas saat berkendara di Jalan Undaan. Saban hari dia melewati jalan tersebut menuju kosnya di Ploso Timur. ’’Awalnya, saya blank. Tapi, pas sadar tas diambil, langsung saya kejar,’’ katanya.
Yang ada di pikiran perempuan asal Pamekasan itu adalah barang-barang berharga di dalam tas. Selain dompet yang berisi sejumlah uang, ada dan wifi portable. Firdausi berusaha mendahului motor pelaku. Ketika jarak sudah dekat, dia menabrakkan motor Mio-nya ke arah pelaku. Braakk! Firdausi dan dua pelaku terjatuh. ’’Saya baru teriak jambret waktu jatuh,’’ jelasnya.
Pelaku yang panik kemudian me- ngambil langkah seribu. Keduanya berpencar. Salah seorang pelaku, Fredianto, akhirnya bisa ditangkap warga. Karena luka yang cukup parah, Firdausi dirawat selama sehari di Rumah Sakit (RS) Adi Husada. ’’Setelahnya, saya pulang ke Madura,’’ ungkapnya.
Keberanian Firdausi tersebut diapresiasi polisi. Pada Rabu (25/1), Kapolsek Genteng Kompol Wahyu Endrajaya memberikan sebuah tas baru. ’’Tasnya lebih bagus daripada yang rusak,’’ tutur Firdausi, lantas tersenyum. Dia tidak menyangka tas yang diincar penjambret bakal mendapatkan ganti.
Namun, tas itu tidak dibawa ke tempatnya bekerja di Ruko Juanda Permai. Dia beralasan ukurannya tidak cukup besar untuk membawa bawaan sehari-hari. ’’Buat jalan-jalan saja,’’ ucap perempuan yang bertugas sebagai admin di PT Semesta Nustra Distrindo tersebut.
Kapolsek Genteng Kompol Wahyu En drajaya mengapresiasi langkah berani Firdausi. ’’ Ini keberanian yang bisa dicontoh masyakarakat,’’ terang Wahyu.
Apresiasi serupa bakal datang dari Kapolrestabes Surabaya Kombespol M. Iqbal. Rencananya, hari ini (31/1) Kapolrestabes memberikan penghargaan tersebut. Apresiasi itu tidak hanya diberikan kepada Firdausi. Ada perempuan lain yang akan menerima penghargaan karena memiliki pengalaman serupa. Dia adalah Rahma Indah Puspita.
Cerita Rahma memang hampir sama dengan Firdausi. Pada Sabtu (21/1), dia dengan gigih melawan penjambret yang berusaha merampas handphone- nya di Jalan Ketintang. Dua pelaku, FA dan SM, pun harus pasrah diamuk massa. Saat itu Rahma juga menabrakkan motor Vario miliknya ke arah pelaku. Bedanya, Rahma tidak menderita luka-luka seperti yang dialami Firdausi.
Menurut penuturan seorang saksi, saat itu korban tidak sampai terjatuh. Nah, setelah menabrakkan motor ke arah pelaku, dia berteriak. Warga sekitar pun berbondong-bondong mendatangi lokasi.
Kasus tersebut ditangani Polsek Gayungan. Kapolsek Gayungan Kompol Esti S. Oetami membenarkan rencana pemberian penghargaan tersebut. ’’Selasa depan (besok, Red) diberi penghargaan,’’ tandas Esti. (*/c14/fal)