Jawa Pos

Deteksi Ulah Kelompok Palembang

Empat Tim Buru Pelaku Pecah Kaca

-

SURABAYA – Kepolisian merespons banyaknya aksi pencurian dengan modus pecah kaca mobil yang meresahkan warga Kota Pahlawan. Empat tim dibentuk untuk mengungkap kasus-kasus tersebut.

Sejauh ini mereka sudah bergerak untuk memetakan para pelaku. ’’Empat tim itu seluruh opsnal reskrim. Kami kompetisik­an juga agar mereka terpacu,’’ tutur Kasatreskr­im Polrestabe­s Surabaya AKBP Shinto Silitonga kemarin (30/1). Seluruh tim diterjunka­n 24 jam penuh.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, dua kasus pecah kaca kali terakhir terjadi di Darmo Indah Barat dan Jalan Ambengan. Dua pelaku di Darmo Indah Barat sempat terekam closed circuit television (CCTV). Namun, gambarnya tidak begitu jelas. Mereka beraksi dalam tempo tiga menit. Untuk kejadian di Ambengan, pelaku menggondol laptop, handphone, dan pakaian di dalam tas.

Aksi pecah kaca mobil merupakan salah satu fokus yang dibebankan kepada tim tersebut. Selama ini para pelaku masih bebas berkeliara­n. Pemetaan pelaku sebenarnya dilakukan sejak lama, tetapi tidak kunjung membuahkan hasil.

Salah satu kendala yang dihadapi adalah spesialis pecah kaca yang kerap berpindahp­indah tempat. ’’Kami deteksi para pelaku ini merupakan kelompok Palembang. Ada juga dari beberapa kota lain di Sumatera,’’ kata Shinto.

Perwira polisi asal Medan itu menambahka­n, para bandit asal Sumatera tersebut terbiasa terus bergerak. Dengan kata lain, setelah beraksi di satu kota, mereka bisa cepat pindah ke kota lain. Tidak jarang, keesokan harinya mereka berani beraksi di tempat lain.

Selain itu, pelaku tidak cuma menguasai satu modus kejahatan. Mereka bisa merampas barang berharga di dalam mobil tanpa memecahkan kaca. Misalnya, menebar paku di jalan, lalu menggasak tas ketika korbannya lengah atau saat mengganti ban yang kempis.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos, aksi pecah kaca memiliki beragam modus. Salah satunya memakai busi. Tidak ada bunyi yang ditimbulka­n. Pecahan kacanya pun rapi. Kecil-kecil menyerupai kristal.

Ada pula yang mencongkel bagian pinggir kaca. Biasanya, terdapat bekas bengkok di karet jendela. ’’Memang ada beragam modus yang dikuasai pelaku. Tapi, itu tak lantas bisa mengarah ke kelompok yang bermain,’’ jelas mantan Kasatreskr­im Polresta Tangerang tersebut.

Sumber internal Jawa Pos di kepolisian mengatakan, semua unit memang sudah diinstruks­i untuk mengungkap pelaku pecah kaca. Kunci untuk meringkus mereka sebenarnya adalah aktif berpatroli ke mana pun. Sebab, pelaku pecah kaca tidak mengenal wilayah. Tidak ada peta rawan khusus kejahatan tersebut. ’’Kebanyakan memang tertangkap tangan,’’ paparnya.

Dia menjelaska­n, dari data lawas yang dimiliki unitnya, kelompok Palembang sebenarnya tergolong baru. Sebelum mereka, ada kelompok Madura. Mereka juga cepat saat beroperasi. Tidak sampai semenit.

Namun, kelompok tersebut sudah membubarka­n diri. Mereka bolak-balik masuk penjara. Hanya ada seorang yang masih melakoni aksi kejahatan itu. Inisialnya SA. ’’Tapi, dia masih di dalam (penjara),’’ tuturnya.

Satreskrim Polrestabe­s Surabaya memang tengah meminimalk­an kejahatan 3C awal tahun ini. (did/c15/c14/fal)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia