Jawa Pos

Trump Sulit Cari Pengganti Flynn

Kandidat Favorit Menolak Gabung Gedung Putih

-

WASHINGTON – Gedung putih kerepotan mencari pengganti Michael Flynn. Begitu pria 58 tahun itu mundur dari jabatannya sebagai penasihat keamanan nasional pada Senin (13/2), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengincar Robert Harward sebagai pengganti Flynn. Namun, pensiunan laksamana madya angkatan laut (AL) tersebut menolak tawaran itu pada Kamis waktu setempat (16/2).

’’Itu pekerjaan yang membutuhka­n konsentras­i dan komitmen 24 jam sehari dan tujuh hari sepekan. Saat ini saya tidak bisa berkomitme­n untuk itu,’’ papar Harward dalam surat penolakann­ya.

Sejak pensiun pada 2013, dia punya lebih banyak waktu untuk keluarga. Dia juga bisa mengatur keuangan dan melakukan hal-hal yang tak pernah dia urusi sebelumnya. Dia tidak siap meninggalk­an semua itu.

Dalam penolakan resminya, tokoh 60 tahun tersebut menyebut faktor keluarga dan keuangan sebagai alasan. Tapi, menurut teman-teman dekatnya, dia menolak tawaran Trump karena merasa tidak sreg. Dalam pemerintah­an taipan 70 tahun itu, penasihat keamanan nasional tidak punya wewenang untuk ikut menentukan kebijakan. Trump memercayak­an kebijakan keamanan kepada Dewan Keamanan Nasional.

Menurut sumber CNN yang mengaku dekat dengan Harward, sang mantan perwira SEAL (pasukan elite AL) tersebut tidak mau terlibat dalam kekacauan Gedung Putih. Di bawah kepemimpin­an Trump yang belum genap sebulan, Gedung Putih memang bergolak. Harward tidak mau menjadi bagian dari tim yang tidak kompak. Sementara itu, kepada Washington Post, Harward menyebutka­n bahwa mitra kerja

menjadi faktor peno- lakan. Konon, dia tidak boleh membentuk tim sendiri. Dia hanya tinggal memimpin staf yang disiapkan Trump dan jajaran pemerintah­annya. Merasa tidak cocok dengan kondisi tersebut, dia memilih tidak bergabung.

Apapun alasannya, keputusan Harward menolak tawaran Trump jelas membuat Washington patah hati. Sebab, dari tiga kandidat yang berpotensi menggantik­an Flynn, Harward-lah yang paling cakap. Jika dibandingk­an dengan dua kandidat lain, David Petraeus dan Keith Kellogg, publik cenderung berpihak kepada Harward.

Pria yang menghabisk­an masa remajanya di Kota Teheran, Iran, karena mengikuti sang ayah yang juga pejabat AL itu merupakan sosok yang bersih. Karir militer tokoh yang fasih berbahasa Persia tersebut juga cukup gemilang.

Jika dibandingk­an dengan Kellogg yang saat ini menjadi pejabat sementara penasihat keamanan nasional, Harward lebih populer. Sebagai komandan SEAL, dia menorehkan banyak prestasi saat bertugas di Timur Tengah. Dia juga pernah menjadi ajudan Menteri Pertahanan James Mattis saat menjabat sebagai jenderal Korps Marinir AS.

Pada 2001, Harward memimpin unit tempur khusus di Afghanista­n. Setahun kemudian, dia memimpin unit yang sama di Iraq. Tahun berikutnya, perwira berkepala plontos itu menjadi anggota Dewan Keamanan Nasional di era kepemimpin­an mantan Presiden George W. Bush. Pada 2005, dia dipercaya memimpin Badan Antiteror Nasional. Kini dia berkarir di Lockheed Martin, Uni Emirat Arab (UEA).

Sementara itu, Trump belum berhasil menyusun kabinet. Kamis lalu, dia mengumumka­n Alexander Acosta sebagai kandidat menteri ketenagake­rjaan yang baru. Hal tersebut terjadi setelah Andrew Puzder yang nominasiny­a mulai dibahas di Senat mengundurk­an diri karena terjerat skandal. (AFP/Reuters/CNN/BBC/ usatoday/hep/c22/any)

 ??  ?? ROBERT HARWARD
ROBERT HARWARD

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia