Jawa Pos

Suka Ngumpat, Anak Dibunuh Ortu

-

MATARAM – Kata-kata kotor tidak hanya bisa bikin panas telinga yang mendengar. Ternyata juga mampu memicu emosi orang untuk berbuat kasar kepada si pemilik mulut jamban itu, bahkan menganiaya­nya hingga tewas. Misalnya yang dilakukan Ahmad Sulaimi.

Pria 48 tahun itu tega melukai Muhammad Albani, anak kandungnya sendiri, dengan senjata tajam, pada pukul 00.15 Wita kemarin (17/2). Akibat perbuatan tersebut, nyawa Albani tak tertolong. Bocah yang masih berusia delapan tahun itu meregang nyawa di atas kasur di ruang tamu rumahnya, Karang Bagu, Lingkungan Karang Taliwang, Cakranegar­a.

Kapolsek Cakranegar­a Kompol Haris Dinzah mengatakan, pelaku telah ditahan beberapa saat setelah melakukan tindakan sadis tersebut. ”Unit SPKT dan serse langsung datang ke lokasi,” kata Dinzah kemarin.

Saat petugas mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), massa telah berkumpul. Mereka marah begitu mendengar perbuatan pelaku. Untung, aksi main hakim sendiri tidak terjadi.

”Massa sudah berkumpul setelah kejadian itu,” ujar dia.

Dinzah mengatakan, aksi tersebut terjadi sesaat setelah pelaku terbangun dari tidur. Tanpa pikir panjang, Sulaimi mengambil sebilah pedang di atas lemarinya. Tanpa alasan yang jelas, pelaku mendatangi anaknya yang tengah tertidur di ruang tamu. Dengan senjata tajam itu, Sulaimi menganiaya anak- nya hingga mengakibat­kan luka robek di bagian kiri kepala korban.

Setelah mengamanka­n pelaku ke Mapolsek Cakranegar­a, pihaknya menyelidik­i motif tindakan tersebut. Sebab, berdasar informasi yang diperoleh petugas, pelaku tidak punya riwayat gangguan jiwa.

”Kehidupan sehari-harinya normal. Korban juga bekerja seperti biasa. Jadi, kami masih dalami motifnya,” papar Dinzah.

Saat diperiksa di Mapolsek Cakranegar­a, Sulaimi mengakui perbuatan tersebut. ”Niatnya memang seperti itu, di benak saya seperti itu,” kata dia.

Sulaimi beralasan bahwa perbuatann­ya didasari sikap anaknya yang sering mengumpat. Kata-kata kasar tersebut bahkan ditujukan kepada orang tuanya sendiri. Hal itu diakui pelaku sebagai pemicu perbuatan tersebut. Kata-kata kasar si anak sering membuat dia jengkel.

”Dia bengal (nakal, Red). Sering ngata-ngatain ibunya. Pas ngomong kasar itu besar (keras, Red) suaranya. Sampai saya malu sama tetangga,” bebernya.

Ditanya apakah mendapat bisikan gaib sebelum melakukan perbuatan keji tersebut, pria berperawak­an kurus itu membantahn­ya. Dia kembali menegaskan bahwa perbuatan tersebut disebabkan sikap anaknya yang sering berkata kasar.

”Kalau masalah bisikan, tidak ada,” kata Sulaimi.

Saat ditanya apakah menyesal karena telah melakukan perbuatan tersebut, Sulaimi langsung terisak pelan. Dengan lirih dia berkata menyesal karena telah meng- hilangkan nyawa anaknya. ”Saya menyesal luar biasa,” ucap dia. Terpisah, warga di Karang Bagu, tempat pelaku tingggal, masih tak percaya atas perbuatan keji tersebut. Sebab, korban merupakan anak lelaki satu-satunya di keluarga tersebut. Albani juga menjadi kesayangan kedua orang tuanya.

”Masih tidak percaya dia (Sulaimi, Red) melakukan itu,” kata Irwan Purwanto, petugas keamanan di lingkungan Karang Taliwang.

Meski demikian, warga telanjur marah atas perbuatan pelaku. Mereka menolak jika Sulaimi kembali ke Karang Bagu. Alasannya, takut ada kejadian serupa di lingkungan itu.

”Kalau pelaku bebas, masyarakat tidak mau dia kembali lagi,” tegas dia. (dit/r2/c11/ami)

Dia bengal. ngal. Sering ngata-ngatainnga­tain ibunya. . Pas ngomong ong kasar itu besar (keras, keras, Red) suaranya. ya. Sampai saya malu sama tetangga.”ga.” AHMAD D SULAIMIMI

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia