Jawa Pos

Tawarkan Proyek Rp 570 T ke Swasta

PINA Jadi Alternatif Pembiayaan Infrastruk­tur

-

JAKARTA – Anggaran yang terbatas dalam APBN membuat pemerintah memutar otak guna mencari dana untuk berbagai proyek infrastruk­tur. Pemerintah mengambil jalan dengan mengganden­g pihak swasta untuk membiayai proyek. Penawaran diutamakan lewat pembiayaan infrastruk­tur non- anggaran (PINA) pemerintah.

Ada tiga proyek strategis yang disiapkan untuk PINA. Masingmasi­ng adalah jalan tol di Jawa, Sumatera, Kalimantan, serta Sulawesi senilai Rp 300 triliun. Kemudian, proyek tujuh pelabuhan hub di seluruh Indonesia senilai Rp 70 triliun. Satu lagi adalah kilang minyak Pertamina dengan nilai Rp 200 triliun.

Kemarin (18/2) digelar prosesi financial closing PINA di Istana Negara dengan disaksikan Presiden Joko Widodo. Presiden menjelaska­n, PINA digeber karena pemerintah ingin berfokus membangun infrastruk­tur. ’’Infrastruk­tur akan menumbuhka­n investasi dan pemerataan kepada warga kita,’’ ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, proyek tersebut akan menyerap banyak tenaga kerja dan membuka peluang tumbuhnya UKM di daerah. Sebaliknya, jika hanya mengan- dalkan APBN, mustahil pembanguna­n bisa berlangsun­g dengan cepat. Sebab, ruang fiskal APBN sudah sangat terbatas.

Karena itulah, Jokowi mengapresi­asi sistem PINA maupun yang sudah berjalan melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Jokowi menambahka­n, proyekproy­ek infrastruk­tur di daerah tidak boleh hanya dimonopoli kontraktor-kontraktor besar dari Jakarta. Kontraktor kecil di daerah juga harus dilibatkan. ’’Sehingga mereka mendapatka­n kue-kue ekonomi dan terjadi pemerataan,’’ tambah mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Di tempat yang sama, Menteri Perencanaa­n Pembanguna­n Nasional (PPN)/Ketua Bappenas Bambang Brodjonego­ro menuturkan, sejumlah proyek strategis mulai digarap per tahun ini. Namun, dia tidak bisa menyebutka­n target penyelesai­an dalam jangka pendek. Sebab, proyek itu bersifat jangka menengah, yakni lima tahun.

Sebagian besar proyek diperkirak­an baru selesai dalam 4–5 tahun mendatang. ’’ Tapi, yang terpenting dalam pipeline ada sekitar Rp 570 triliun yang bisa diinvestas­ikan siapa pun, baik BUMN maupun investor swasta,’’ terangnya. Pihak swasta mana pun bisa ambil bagian dalam tiga proyek tersebut.

Skemanya juga sederhana. Berbeda dengan KPBU yang sebagian modalnya berasal dari pemerintah, PINA benar-benar murni swasta. ’’Namun, akan kami fasilitasi supaya investor dan investi (proyek)nya bisa ketemu,’’ lanjutnya.

Tahun ini, yang diutamakan adalah pembanguna­n tujuh pelabuhan hub. Yakni, Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung, dan Pelabuhan Sorong. Beberapa proyek jalan tol juga mulai dikerjakan tahun ini.

Bambang memastikan, tidak ada pembatasan bagi swasta maupun BUMN untuk ambil bagian dalam tiga proyek tersebut. Dua pihak itu dipersilak­an berinvesta­si sesuai dengan kemampuan mereka. Memang, secara umum BUMN bisa dikatakan lebih siap. Namun, tidak berarti pihak swasta dinafikan.

’’Kalau mereka (swasta) menghadapi kendala modal dalam investasi infrastruk­tur, bisa difasilita­si untuk mendapat tambahan modal tanpa melalui APBN,’’ lanjutnya. (byu/c5/agm)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia