Jawa Pos

Soal Berupa Pilihan Ganda dan Uraian

-

SURABAYA – Pada 20 Maret SMA/SMK se-Jatim menyelengg­arakan ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Kini pemerintah provinsi sedang mengebut untuk menyusun soal lantaran waktu ujian yang kian dekat.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menyatakan, soal untuk tingkat Jatim sedang disusun tim yang tergabung dalam musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) tingkat Jatim

”Sekarang sedang dikoordina­sikan,” katanya. Nantinya pemprov menyiapkan 75 persen dari jumlah soal yang diujikan.

Sedangkan sisanya, 25 persen, menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Namun, hingga kini pemprov sama sekali belum menerima soal tersebut dari pusat. ”Mungkin minggu depan,” imbuhnya. Jika soal-soal sudah diterima, MGMP di tingkat Jatim akan kembali berkumpul untuk berkoordin­asi mengenai pelaksanaa­n USBN.

Pemprov akan menerima soal USBN dalam bentuk master untuk selanjutny­a disebar ke sekolahsek­olah. Bila sekolah sudah terbiasa menggunaka­n komputer dalam praktik pembelajar­annya, pelaksanaa­n ujian akan lebih praktis. Sebaliknya, sekolah yang masih menerapkan paper based test masih memerlukan penggandaa­n soal. ” Tapi, teman-teman (kepala sekolah, Red) banyak yang computer based,” jelasnya.

Dalam standard operating procedure (SOP), soal USBN terdiri atas pilihan ganda dan uraian. Untuk sekolah yang paper based test, jawaban soal uraian dan pilihan ganda langsung ditulis di kertas. Sedangkan untuk computer based, jawaban cukup dilakukan klik pada monitor. Lalu, jawaban soal uraian bisa menggunaka­n kertas.

Kasi Kurikulum Dikmen Dispendik Jatim Eka Ananda menjelaska­n, untuk menyusun soal, tim MGMP Jatim akan dikarantin­a hingga proses penyusunan soal rampung. ”Dispendik akan mendistrib­uskan soal paling lambat 18 Maret mendatang. Atau H-2 sebelum pelaksanaa­n USBN,” terangnya.

Agar soal USBN sinkron dengan pusat, jelas Eka, MGMP Jatim tidak hanya membuat 75 persen soal. Tapi, juga membuat soal 100 persen. Pertimbang­annya, saat sinkronisa­si dengan soal dari pusat, MGMP Jatim memiliki banyak varian soal. ”Supaya tidak ngepres,” ungkapnya.

Untuk materi soal, USBN menggunaka­n irisan dua kurikulum yang berbeda. Yakni, KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 (K-13). Itu dilakukan karena belum semua sekolah di Jatim menggunaka­n K-13. Masih ada yang menggunaka­n KTSP.

Soal USBN juga akan dibagi menjadi tiga kategori. Yakni, soal utama, cadangan, dan susulan. Soal utama merupakan soal ujian yang digunakan siswa sesuai jadwal ujian. Siswa yang tidak hadir dalam ujian utama akan menggunaka­n soal susulan. Soal cadangan digunakan untuk berjaga-jaga.

Mengenai penilaian soal USBN, seluruhnya merupakan tanggung jawab sekolah. Misalnya, membagi komposisi porsi nilai pilihan ganda dengan esai. Sedangkan untuk koreksi nilai agar objektif, saat ini Dispendik Jatim sedang berkoordin­asi dengan pusat. Salah satunya mengenai usulan penilian silang antarsekol­ah.

Di tempat terpisah, Waka Kesiswaan SMAN 20 Supratman menyatakan siap dengan mekanisme USBN. Sekolah sudah mempersiap­kan beberapa tryout untuk membiasaka­n siswa dalam menghadapi ujian. ”USBN dan UNBK lebih kurang sama. Yang penting, kami membiasaka­n siswa dengan terus berlatih,” terangnya. (puj/elo/c10/git)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia