Bantuan Harus Segera Cair
Kapolda Sumbang Logistik dan Personel
SIDOARJO – Musibah puting beliung yang menyapu ratusan rumah di dua desa Kecamatan Krian mengundang empati sejumlah kalangan. Bahkan, kemarin (17/2) Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin langsung mendatangi dua desa yang terdampak. Yakni, Terung Kulon dan Keboharan.
Rombongan Polda Jatim itu tiba di Balai Desa Terung Kulon pukul 10.00
Kedatangan mereka langsung disambut Bupati Saiful Ilah dan Wabup Nur Ahmad Syaifuddin. Selain menyerahkan bantuan logistik, para petinggi tersebut berdialog di ruang kepala desa (Kades).
Selanjutnya, mereka keluar menuju dua mobil boks yang mengangkut bantuan sembako. Secara simbolis, Kapolda menyerahkan dua kardus yang berisi biskuit kepada bupati. Total ada 625 paket sembako dan makanan.
Kapolda lantas meninjau Dusun Kembang Sore, RT 2, RW 2, yang tersapu angin dahsyat pada Rabu (15/2) itu. Dusun tersebut termasuk kawasan yang kerusakannya paling parah. Rumah-rumah warga berantakan. Sembari melihat kerusakan, Machfud mengecek polisi yang sudah ditugaskan membantu warga memperbaiki rumah.
Machfud menyampaikan, TNI dan polisi telah menunjukkan kepedulian terhadap para korban. ”Kami bergotong royong membangun rumah yang hancur dan mengganti genting yang rusak,” jelasnya. Polda Jatim mengirimkan 200 personel ke Desa Terung Kulon dan Keboharan. Bersama warga, petugas bahu-membahu memulihkan kondisi rumah yang porak-poranda diterjang angin.
Bupati Saiful Ilah sangat berte rima kasih atas bantuan serta kepedulian TNI- Polri tersebut. Bantuan itu sangat mem bantu pe mulihan kondisi desa. ” Diharapkan, kedua desa segera pu lih,” katanya. Dia menambahkan, pemkab berupaya mencukupi kebutuhan warga. Untuk suplai ma ka nan, pemkab sudah mend irikan da pur umum. Makanan di berikan tiga kali sehari. Selain itu, ada posko kesehatan yang di di rikan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan ( Forkopim ka) Krian.
Sejauh ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendata 449 rumah yang hancur. Tim pemkab sedang mengklasifikasikan kategori kerusakan. Apakah rusak berat, se dang, atau ringan. Selanjutnya, pemkab memberikan bantuan be rupa uang untuk perbaikan rumah. ” Terkait nominal bantuan untuk rumah yang rusak berat, kami rapatkan dulu,” tuturnya. Lantas, berapa lama waktu untuk memulihkan dua desa itu? Saiful berharap kondisi kedua desa normal seperti semula dalam waktu secepatnya.
Berdasar pantauan Jawa Pos kemarin, sejumlah warga yang menjadi korban terus berupaya memperbaiki rumahnya. Siti Mahmudah, misalnya. Perempuan 35 tahun tersebut terlihat membersihkan reruntuhan rumahnya. Meski tak memiliki cukup uang, Siti berusaha memperbaiki tempat tinggalnya. ”Kalau genting tidak segera ditutupi, perabotan basah terus,” ucapnya.
Siti terpaksa merogoh kantung pribadinya untuk membeli genting. Total uang yang dihabiskan untuk mengganti atap rumah mencapai Rp 5 juta. ”Saya berharap pemkab segera membantu,” ujarnya.
Berbeda halnya dengan Widyaningsih. Dibantu kedua anaknya, dia juga membersihkan rumah. Rumahnya tampak hancur. Gentingnya semburat, nyaris tidak berbekas. Yang tersisa adalah bagian depan rumah. ”Rumah saya rusaknya paling parah,” katanya.
Widyaningsih mengaku belum mempunyai uang untuk memperbaiki rumah. Sementara, perempuan 60 tahun itu memperbaiki rumahnya pelan-pelan. ”Sekenanya saja. Kalau nggak kuat nembok, ya pakai sesek,” terangnya.
Anggota Komisi D ( Bidang Kesra) DPRD Sidoarjo Bangun Winarso me nyatakan, warga dan petugas de sa sudah mendata jumlah rumah yang terdampak serta meng klasifikasi kerusakan. Data tersebut sedang digodok bersama BPBD. Dia berharap bantuan untuk warga segera turun. Apalagi, cuaca sedang tidak menentu. Jika terus terkena hujan, rumah warga bakal makin rusak.
”Kami mendesak pemkab secepatnya mencairkan bantuan dari biaya tak terduga APBD untuk pembangunan rumah warga,” terang wakil rakyat yang juga berasal dari Desa Terung Kulon itu. (aph/c18/hud)